Lewati ke:
10 Juni 2025
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh si Kecil terhadap penyakit berbahaya. Jadwal imunisasi dasar lengkap penting untuk bayi baru lahir karena mencakup jenis imunisasi wajib sesuai usia untuk memberikan perlindungan optimal.
Meski si Kecil bisa rewel atau demam setelahnya, dengan memahami pengertian imunisasi, jenis vaksin, dan cara merawatnya, Bunda bisa bantu si Kecil menjalani proses ini lebih nyaman. Jadi, persiapkan momen penting ini dengan tenang dan percaya diri, yuk!
Jenis-Jenis Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap adalah rangkaian vaksin wajib yang diberikan sejak bayi baru lahir untuk membangun perlindungan tubuh terhadap berbagai penyakit serius. Berikut jenis-jenisnya dan manfaatnya yang perlu Bunda ketahui:
HB-0 (Hepatitis B) yang diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran untuk mencegah infeksi hati kronis.
BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC), terutama yang menyerang paru-paru dan otak.
DPT-HB-Hib yang merupakan satu vaksin gabungan untuk mencegah lima penyakit: difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib (penyebab radang otak dan paru).
Polio (tetes dan suntik/IPV) untuk melindungi dari kelumpuhan akibat virus polio.
PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.
Rotavirus untuk mencegah diare berat yang bisa menyebabkan dehidrasi parah pada bayi.
Campak-Rubella (MR) untuk melindungi dari campak dan rubella yang bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat lahir jika menyerang ibu hamil.
Dengan mengikuti jadwal imunisasi dasar lengkap, Bunda memastikan si Kecil mendapatkan perlindungan optimal di masa-masa awal kehidupannya.
Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Sesuai Usia Anak
Untuk memastikan si Kecil terlindungi secara optimal, penting bagi Bunda memahami jadwal imunisasi dasar lengkap serta mengetahui jenis-jenis imunisasi yang sesuai dengan usia anak.
Imunisasi diberikan secara bertahap, mengikuti perkembangan sistem imun bayi, dan telah direkomendasikan oleh pemerintah serta WHO. Berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap yang perlu Bunda ketahui, termasuk jenis imunisasi dan urutan pemberiannya.
1. Imunisasi saat baru lahir (0 bulan)
Saat pertama kali hadir di dunia, imunisasi bayi baru lahir menjadi langkah awal membangun sistem imunitasnya.
Hepatitis B (HB0)
Vaksin pertama yang diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran ini melindungi bayi dari infeksi virus hepatitis B. Ini adalah penyakit serius yang menyerang hati dan bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti sirosis atau kanker hati.
Vaksin ini merupakan awal dari rangkaian imunisasi dasar lengkap yang akan diikuti oleh tiga dosis lanjutan melalui vaksin kombinasi DPT-HB-Hib pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Karena sistem imun bayi baru lahir masih sangat rentan, vaksin HB0 menjadi bagian paling esensial dari imunisasi wajib untuk bayi.
2. Usia 1 bulan
Memasuki usia satu bulan, si Kecil akan mulai menerima vaksin yang membantu melindungi dari infeksi yang menyerang paru dan sistem saraf.
Bacillus Calmette-Guerin (BCG)
Vaksin ini diberikan satu kali untuk mencegah tuberkulosis (TBC), terutama bentuk berat yang menyerang paru-paru dan sistem saraf pusat. TBC masih tergolong endemik di Indonesia, sehingga pemberian BCG sebagai bagian dari jadwal imunisasi dasar lengkap menjadi langkah yang tak boleh dilewatkan.
Polio 1 (tetes)
Dosis pertama dari empat rangkaian vaksin polio oral. Vaksin ini membantu mencegah virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Virus polio dapat menular dengan cepat melalui air atau makanan yang terkontaminasi, sehingga imunisasi ini penting untuk semua bayi, terutama dalam urutan imunisasi bayi di usia dini.
3. Usia 2 bulan
Pada tahap ini, si Kecil menerima perlindungan ganda melalui kombinasi vaksin yang dirancang untuk melindungi dari berbagai infeksi berbahaya sekaligus.
DPT-HB-Hib 1
Vaksin kombinasi yang menggabungkan perlindungan terhadap lima penyakit sekaligus: difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib (Haemophilus influenzae type B) yang dapat menyebabkan meningitis. Imunisasi DPT umur berapa? Usia 2 bulan adalah pemberian pertama dari tiga dosis utama, dan akan dilanjutkan dengan booster di usia 18 bulan dan 5 tahun.
Polio 2 (tetes)
Dosis kedua imunisasi wajib untuk bayi untuk memperkuat kekebalan terhadap polio, menjaga efektivitas vaksin sebelumnya.
Rotavirus 1
Diberikan secara oral untuk mencegah infeksi rotavirus. Infeksi virus ini adalah penyebab utama diare berat pada bayi yang bisa menyebabkan dehidrasi parah. Pemberiannya tergantung jenis vaksin: bisa dua atau tiga dosis, dimulai dari usia 2 bulan ini.
4. Usia 3 bulan
Tahap ini memperkuat kekebalan yang sudah mulai terbentuk di bulan sebelumnya.
DPT-HB-Hib 2
Dosis kedua dari vaksin kombinasi diberikan untuk memastikan bahwa imunisasi sebelumnya memberikan efek perlindungan jangka panjang.
Polio 3 (tetes)
Melanjutkan proteksi dari virus polio dengan pemberian ketiga.
Rotavirus 2
Dosis kedua dari vaksin rotavirus, yang sangat penting untuk mencegah risiko diare berat dan komplikasi dehidrasi pada usia rentan.
5. Usia 4 bulan
Bulan keempat menjadi momen penting untuk menyelesaikan seri awal dari rangkaian vaksin dasar.
DPT-HB-Hib 3
Ini merupakan dosis terakhir dari tiga rangkaian awal. Setelah dosis ini, booster akan diberikan lagi di usia 18 bulan dan 5 tahun.
Polio 4 (tetes)
Dosis keempat vaksin polio oral melengkapi urutan imunisasi bayi untuk vaksin tetes.
Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV (suntik)
Diberikan sebagai pelengkap dari vaksin polio oral, vaksin polio suntik (IPV) memberikan perlindungan tambahan terhadap tipe virus polio yang tidak tercakup dalam vaksin tetes.
6. Usia 6 bulan (opsional, tetapi direkomendasikan)
Di usia ini, si Kecil sudah mulai lebih aktif dan terpapar lingkungan sekitar. Aybun bisa mempertimbangkan pemberian vaksin ini.
Influenza
Dapat mulai diberikan sejak usia 6 bulan, terutama jika si Kecil memiliki mobilitas tinggi atau mulai berinteraksi di ruang publik. Vaksin ini diberikan dua kali dengan jeda 4 minggu, lalu diulang setiap tahun. Mencegah komplikasi flu berat seperti pneumonia, vaksin ini sangat direkomendasikan sebagai bagian dari perlindungan tambahan dalam jadwal imunisasi anak.
7. Usia 9 bulan
Menjelang ulang tahun pertamanya, si Kecil akan dikenalkan pada vaksin yang melindunginya dari penyakit yang sering muncul di masa kanak-kanak.
Campak-Rubella (MR)
Dosis pertama vaksin MR ini penting untuk mencegah komplikasi serius akibat campak (seperti radang paru-paru dan kejang) serta rubella, yang bisa berakibat kecacatan dan sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil. Vaksin ini akan diberikan kembali sebagai booster di usia 18 bulan.
8. Usia 18 bulan
Ini adalah fase penguatan terhadap semua perlindungan yang telah diberikan di usia sebelumnya.
DPT-HB-Hib 4 (booster)
Diberikan untuk memperkuat sistem imun terhadap lima penyakit utama.
Polio 5
Booster terakhir untuk memastikan perlindungan terhadap virus polio tetap aktif.
MR dosis kedua
Melengkapi vaksin pertama yang diberikan di usia 9 bulan untuk perlindungan jangka panjang terhadap campak dan rubella.
9. Usia 2 tahun
Seiring anak mulai banyak bersosialisasi dan terpapar lingkungan luar, cakupan perlindungannya juga perlu diperluas.
Tifoid
Vaksin ini diberikan untuk mencegah demam tifoid atau tipes, yang umum menyebar melalui makanan/minuman yang terkontaminasi. Diberikan pertama kali di usia 2 tahun dan diulang setiap tiga tahun
Hepatitis A
Diberikan dalam dua dosis dengan jeda 6–12 bulan untuk mencegah infeksi hati yang bisa menyebar melalui air atau makanan yang tidak bersih.
10. Usia 5 tahun
Vaksin pada usia ini menjadi akhir dari rangkaian jadwal imunisasi anak yang bersifat wajib, dan jadi penyempurna dari semua proteksi sebelumnya.
DPT booster
Meningkatkan kembali perlindungan terhadap difteri, tetanus, dan pertusis.
Polio booster
Menutup seri vaksin polio dengan proteksi maksimal menjelang usia sekolah.
MR booster
Dosis ketiga yang memastikan si Kecil tetap terlindungi dari risiko campak dan rubella seiring meningkatnya interaksi sosialnya.
Dengan mengikuti seluruh tahapan dalam jadwal imunisasi dasar lengkap, Bunda telah memberikan pondasi perlindungan terbaik untuk si Kecil. Ingat, imunisasi bayi bukan sekadar formalitas, tapi investasi jangka panjang untuk kesehatannya.
Selain jenis imunisasi booster yang wajib, ada juga imunisasi tambahan yang direkomendasikan jika si Kecil sudah berusia 5 tahun ke atas. Pastikan urutan imunisasi bayi tercatat dengan baik di buku kesehatan si Kecil.
Bila Bunda punya pertanyaan seputar jadwal, efek samping, atau pilihan vaksin tambahan, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Untuk lebih praktisnya, manfaatkan layanan Teleconsultation Gratis dari Zwitsal yang bisa diakses langsung dari WhatsApp. Layanan ini siap membantu Bunda dapatkan jawaban langsung dari tenaga medis terpercaya, tanpa harus keluar rumah.
Tips Sebelum Imunisasi Anak
Sebelum menjalani imunisasi anak, ada beberapa hal yang perlu Bunda persiapkan agar proses imunisasi berjalan lancar dan si Kecil merasa nyaman.
Cek jadwal dan buat janji imunisasi
Pastikan Bunda sudah mengetahui jadwal imunisasi bayi sesuai imunisasi dasar lengkap. Buat janji dengan dokter atau bidan agar si Kecil tidak menunggu terlalu lama. Pilih waktu yang tidak berdekatan dengan acara lain untuk memastikan fokus pada kesehatan si Kecil.
Informasikan kondisi si Kecil
Sampaikan kondisi kesehatan si Kecil, termasuk alergi atau riwayat penyakit, kepada dokter atau bidan. Ini penting agar si Kecil mendapatkan imunisasi anak lengkap sesuai kebutuhannya.
Pastikan si Kecil sehat
Sejak beberapa hari sebelum jadwal imunisasi, pastikan si Kecil tidak terlalu kelelahan. Jika sudah memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI), berikan nutrisi lengkap untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Langkah ini mengurangi risiko demam atau rewel setelah imunisasi.
Selain menjaga daya tahan tubuh si Kecil dengan asupan nutrisi, jangan lupa juga menjaga kebersihan kulitnya. Gunakan produk perawatan bayi seperti Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey yang diperkaya dengan Ekstrak Madu serta 6x Prebiotic Moisturizer untuk melembapkan kulit bayi yang kering dan melindungi dari kekeringan. Cocok untuk kulit si Kecil yang masih sangat sensitif, agar ia tetap nyaman dan terlindungi sebelum imunisasi.
Bawa buku catatan imunisasi anak
Buku imunisasi mencatat urutan imunisasi bayi dan membantu dokter memeriksa riwayat vaksinasi. Selalu bawa saat imunisasi untuk memastikan jadwal imunisasi bayi terpenuhi.
Pilih pakaian praktis
Pakaian yang mudah dilepas seperti kaus longgar mempermudah akses saat imunisasi. Bayi di bawah 12 bulan biasanya disuntik di paha, sementara anak yang lebih besar di lengan.
Tetap tenang
Jangan panik, Bunda! Si Kecil bisa merasakan kecemasan Bunda. Jelaskan manfaat imunisasi wajib dengan sederhana agar ia merasa nyaman. Katakan bahwa suntikan penting untuk kesehatannya. Jangan menakut-nakuti si Kecil, tapi jangan pula mengatakan disuntik tidak sakit sama sekali.
Dampingi saat imunisasi
Kehadiran Bunda memberikan rasa aman. Berikan pelukan atau distraksi seperti mainan untuk menenangkan si Kecil. Pujian setelah imunisasi akan membuatnya lebih percaya diri.
Dengan persiapan yang matang, jadwal imunisasi dasar lengkap bisa berjalan lancar tanpa drama.
Tips Setelah Imunisasi Anak
Saat ini memang telah ada pilihan imunisasi anak yang tidak menyebabkan demam. Namun, demam atau tidaknya si Kecil setelah imunisasi sebenarnya tergantung daya tahan tubuh anak. Untuk membuat anak merasa lebih nyaman setelah imunisasi, Bunda bisa melakukan beberapa hal ini.
Pilih jenis vaksin yang tepat
Demam setelah imunisasi DPT adalah reaksi umum saat tubuh membentuk kekebalan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT, pilih vaksin DPT versi aselular (DPTa) yang efek sampingnya lebih ringan dibandingkan whole-cell (DPTw). Diskusikan pilihan ini dengan dokter saat menjadwalkan imunisasi wajib.
Biarkan si Kecil istirahat
Setelah imunisasi, tubuh anak bekerja membentuk antibodi, sehingga si Kecil mungkin merasa lelah atau mengantuk. Biarkan ia beristirahat untuk membantu tubuhnya pulih.
Tetap susui seperti biasa
Jika si Kecil menjadi lebih manja setelah imunisasi, susui dan gendong untuk memberikan rasa nyaman. ASI juga membantu mempercepat pemulihan tubuhnya, terutama bagi bayi yang masih dalam jadwal imunisasi bayi usia 0-6 bulan.
Berikan paracetamol jika demam
Demam ringan adalah efek samping umum dari beberapa jenis imunisasi, seperti DPT dan campak. Jika suhu tubuhnya meningkat, berikan paracetamol sesuai dosis yang direkomendasikan dokter. Obat ini membantu menurunkan demam dan membuat si Kecil lebih nyaman.
Kompres dingin bila bengkak
Bengkak di area bekas suntikan, seperti pada imunisasi DPT atau Hib, sering terjadi. Kompres dingin pada area bengkak dapat membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Pantau kondisi anak
Reaksi seperti demam ringan, bengkak, atau mual biasanya akan hilang dalam 1-2 hari. Namun, jika si Kecil mengalami gejala serius seperti menangis terus-menerus, demam tinggi (lebih dari 40°C), atau kesulitan bernapas, segera konsultasikan dengan dokter.
Melengkapi jadwal imunisasi dasar lengkap untuk si Kecil adalah langkah penting dalam melindunginya dari berbagai jenis penyakit serius. Dengan mengetahui tips persiapan sebelum dan setelah imunisasi, Bunda kini bisa lebih tenang dan percaya diri. Yuk, pastikan jadwal imunisasi si Kecil sudah sesuai agar ia tumbuh sehat dan kuat!