Lewati ke:
29 July 2017
Memberikan imunisasi kepada si kecil merupakan salah satu upaya yang bisa Bunda lakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap beberapa jenis penyakit. Seperti yang Bunda ketahui, imunisasi anak ada yang bersifat wajib dan ada pula yang hanya bersifat tambahan. Imunisasi yang bersifat tambahan sendiri dianjurkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Namun, berbeda dengan imuniasasi wajib, imunisasi tambahan tidak disubsidi oleh pemerintah.
Jika ingin memberikan imunisasi tambahan, maka Bunda harus mengeluarkan biaya sendiri. Meski begitu, bukan berarti imunisasi tersebut menjadi tidak penting. Anak usia 5 tahun ke atas masih memerlukan beberapa jenis imunisasi tambahan. Imunisasi tambahan tersebut dapat melindungi tubuh si kecil dari penyakit-penyakit yang sering menyerang anak-anak usia 5 tahun ke atas. Berikut ini 5 jenis imunisasi tambahan pada anak usia 5 tahun ke atas yang penting untuk Bunda ketahui:
- Pneumokokus (PCV)
Imunisasi PCV Bermanfaat untuk melindungi si kecil dari bakteri pneumokokus penyebab meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga. Pada anak usia 2-5 tahun, imunisasi PCV hanya perlu diberikan 1 kali.
- Influenza
Imunisasi ini berguna untuk melindungi si kecil dari beberapa jenis virus penyebab influenza. Vaksin influenza umumnya diberikan melalui suntikan dengan dosis yang berbeda, bergantung pada usia anak. Untuk anak usia 3 tahun, dosisnya adalah 0,5 ml. Anak di atas 3 tahun sampai 8 tahun memerlukan 2 dosis dengan jarak pemberian 4-6 minggu. Selain dalam bentuk suntikan, vaksin influenza juga bisa diberikan dalam bentuk semprotan pada saluran pernapasan.
- MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Imunisasi anak satu ini dapat melindungi si kecil dari virus campak, gondok, dan rubella (campak Jerman). Waktu pemberiannya adalah saat si kecil berusia 15 bulan kemudian diulang saat ia berusia 6 tahun.
- Hepatitis A dan Tifoid
Imunisasi ini berguna untuk melindungi si kecil dari virus hepatitis A dan bakteri Salmonella typhi. Virus Hepatitis A adalah penyebab penyakit hati, sementara Salmonella typhi adalah penyebab demam tifoid (tifus). Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan setelah anak berusia 2 tahun. Imunisasi hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Sedangkan imunisasi tifoid pengulangnnya adalah setiap 3 tahun. Vaksin tifoid tersedia dalam 2 bentuk, yaitu suntik dan oral. Setelah si kecil berusia 6 tahun, vaksin bisa diberikan dalam bentuk oral.
- Varisela
Bermanfaat melindungi tubuh si kecil dari cacar air. Vaksin varisela diberikan pada usia di atas 1 tahun sebanyak 1 kali.
Imunisasi anak yang bersifat tambahan ini biasanya tersedia di berbagai rumah sakit dan rumah vaksinasi di kota-kota yang terjangkau distribusi vaksinnya. Jika Bunda berniat memberikan imunisasi tambahan kepada si kecil, sebaiknya jadwalkan dari sekarang ya, Bunda. Semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber:
parenting.co.id/bayi/kenali+7+imunisasi+tambahan
idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii
Diakses pada 9 September 2016