Lewati ke:
Terakhir diperbarui: 28 November 2025
Imunisasi dasar anak adalah rangkaian vaksin wajib yang diberikan sejak bayi lahir untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit berbahaya. Jadwal imunisasi dasar lengkap mencakup jenis vaksin sesuai usia, sehingga si Kecil mendapatkan perlindungan optimal sejak dini. Meski ia bisa rewel atau demam setelahnya, dengan memahami pengertian imunisasi, jenis vaksin, dan cara merawatnya, AyBun bisa membantu si Kecil melalui proses ini dengan lebih nyaman.
Apa Tujuan Imunisasi Dasar Anak?
Imunisasi dasar diberikan untuk melindungi si Kecil dari penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan komplikasi serius, kecacatan, hingga mengancam nyawa. Penyakit seperti polio, campak, difteri, atau tetanus dapat dicegah bila kekebalan tubuh anak dibangun sejak dini.
Karena itu, jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan disusun agar setiap vaksin diberikan pada waktu tubuh bayi paling siap membentuk perlindungan optimal. Selain melindungi diri sendiri, imunisasi juga membantu menurunkan angka kesakitan secara keseluruhan dan mendukung terciptanya herd immunity di lingkungan sekitar.
Ada beberapa tujuan penting imunisasi dasar, antara lain:
1. Membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat
Vaksin menstimulasi tubuh untuk mengenali dan melawan virus serta bakteri tertentu sebelum menimbulkan infeksi yang berat.
2. Mencegah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius
Dengan imunisasi, risiko anak mengalami sakit berat, kecacatan, atau kondisi yang mengancam jiwa dapat berkurang secara signifikan.
3. Mengurangi angka kesakitan dan kematian
Ketika cakupan imunisasi tinggi, penyebaran penyakit menular akan jauh berkurang sehingga lebih banyak anak tetap sehat.
4. Melindungi kelompok rentan
Herd immunity membantu melindungi bayi yang terlalu kecil untuk divaksin serta anak dengan kondisi kesehatan tertentu yang belum bisa menerima imunisasi.
Dengan mengikuti imunisasi dasar secara lengkap, AyBun sedang memberikan perlindungan terbaik bagi tumbuh kembang si Kecil, sekarang maupun nanti.
Apa Saja Jenis-Jenis Imunisasi Dasar Lengkap?
Imunisasi dasar lengkap adalah rangkaian vaksin wajib yang diberikan sejak bayi baru lahir untuk membangun perlindungan tubuh terhadap berbagai penyakit serius. Berikut jenis-jenisnya dan manfaatnya yang perlu AyBun ketahui:
HB-0 (Hepatitis B) yang diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran untuk mencegah infeksi hati kronis.
BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC), terutama yang menyerang paru-paru dan otak.
DPT-HB-Hib yang merupakan satu vaksin gabungan untuk mencegah lima penyakit: difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib (penyebab radang otak dan paru).
Polio (tetes dan suntik/IPV) untuk melindungi dari kelumpuhan akibat virus polio.
PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga.
Rotavirus untuk mencegah diare berat yang bisa menyebabkan dehidrasi parah pada bayi.
Campak-Rubella (MR) untuk melindungi dari campak dan rubella yang bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk cacat lahir jika menyerang ibu hamil.
Dengan mengikuti jadwal imunisasi dasar lengkap, AyBun memastikan si Kecil mendapatkan perlindungan optimal di masa-masa awal kehidupannya.
Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Sesuai Usia Anak
Untuk memastikan si Kecil terlindungi secara optimal, penting bagi AyBun memahami jadwal imunisasi dasar lengkap serta mengetahui jenis-jenis imunisasi yang sesuai dengan usia anak. Imunisasi diberikan secara bertahap, mengikuti perkembangan sistem imun bayi, dan telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap yang perlu AyBun ketahui, termasuk jenis dan urutan imunisasi bayi.
1. Imunisasi saat baru lahir (0 bulan)
Saat pertama kali hadir di dunia, imunisasi bayi baru lahir menjadi langkah awal membangun sistem imunitasnya.
Hepatitis B (HB0)
Vaksin pertama yang diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran ini melindungi bayi dari infeksi virus hepatitis B. Ini adalah penyakit serius yang menyerang hati dan bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti sirosis atau kanker hati.
Vaksin ini merupakan awal dari rangkaian imunisasi dasar lengkap yang akan diikuti oleh tiga dosis lanjutan melalui vaksin kombinasi DPT-HB-Hib pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Karena sistem imun bayi baru lahir masih sangat rentan, vaksin HB0 menjadi bagian paling esensial dari imunisasi wajib untuk bayi.
2. Usia 1 bulan
Memasuki usia satu bulan, si Kecil akan mulai menerima vaksin yang membantu melindungi dari infeksi yang menyerang paru dan sistem saraf.
Bacillus Calmette-Guerin (BCG)
Vaksin ini diberikan satu kali untuk mencegah tuberkulosis (TBC), terutama bentuk berat yang menyerang paru-paru dan sistem saraf pusat. TBC masih tergolong endemik di Indonesia, sehingga pemberian BCG sebagai bagian dari jadwal imunisasi dasar lengkap menjadi langkah yang tak boleh dilewatkan.
Polio 1 (tetes)
Dosis pertama dari empat rangkaian vaksin polio oral. Vaksin ini membantu mencegah virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Virus polio dapat menular dengan cepat melalui air atau makanan yang terkontaminasi, sehingga imunisasi ini penting untuk semua bayi, terutama dalam urutan imunisasi bayi di usia dini.
3. Usia 2 bulan
Pada tahap ini, si Kecil menerima perlindungan ganda melalui kombinasi vaksin yang dirancang untuk melindungi dari berbagai infeksi berbahaya sekaligus.
DPT-HB-Hib 1
Vaksin kombinasi yang menggabungkan perlindungan terhadap lima penyakit sekaligus: difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib (Haemophilus influenzae type B) yang dapat menyebabkan meningitis. Imunisasi DPT umur berapa? Usia 2 bulan adalah pemberian pertama dari tiga dosis utama, dan akan dilanjutkan dengan booster di usia 18 bulan dan 5 tahun.
Polio 2 (tetes)
Dosis kedua imunisasi wajib untuk bayi untuk memperkuat kekebalan terhadap polio, menjaga efektivitas vaksin sebelumnya.
Rotavirus 1
Diberikan secara oral untuk mencegah infeksi rotavirus. Infeksi virus ini adalah penyebab utama diare berat pada bayi yang bisa menyebabkan dehidrasi parah. Pemberiannya tergantung jenis vaksin: bisa dua atau tiga dosis, dimulai dari usia 2 bulan ini.
4. Usia 3 bulan
Tahap ini memperkuat kekebalan yang sudah mulai terbentuk di bulan sebelumnya.
DPT-HB-Hib 2
Dosis kedua dari vaksin kombinasi diberikan untuk memastikan bahwa imunisasi sebelumnya memberikan efek perlindungan jangka panjang.
Polio 3 (tetes)
Melanjutkan proteksi dari virus polio dengan pemberian ketiga.
Rotavirus 2
Dosis kedua dari vaksin rotavirus, yang sangat penting untuk mencegah risiko diare berat dan komplikasi dehidrasi pada usia rentan.
5. Usia 4 bulan
Bulan keempat menjadi momen penting untuk menyelesaikan seri awal dari rangkaian vaksin dasar.
DPT-HB-Hib 3
Ini merupakan dosis terakhir dari tiga rangkaian awal. Setelah dosis ini, booster akan diberikan lagi di usia 18 bulan dan 5 tahun.
Polio 4 (tetes)
Dosis keempat vaksin polio oral melengkapi urutan imunisasi bayi untuk vaksin tetes.
Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV (suntik)
Diberikan sebagai pelengkap dari vaksin polio oral, vaksin polio suntik (IPV) memberikan perlindungan tambahan terhadap tipe virus polio yang tidak tercakup dalam vaksin tetes.
6. Usia 6 bulan (opsional, tetapi direkomendasikan)
Di usia ini, si Kecil sudah mulai lebih aktif dan terpapar lingkungan sekitar. AyBun bisa mempertimbangkan pemberian vaksin ini.
Influenza
Dapat mulai diberikan sejak usia 6 bulan, terutama jika si Kecil memiliki mobilitas tinggi atau mulai berinteraksi di ruang publik. Vaksin ini diberikan dua kali dengan jeda 4 minggu, lalu diulang setiap tahun. Mencegah komplikasi flu berat seperti pneumonia, vaksin ini sangat direkomendasikan sebagai bagian dari perlindungan tambahan dalam jadwal imunisasi anak.
7. Usia 9 bulan
Menjelang ulang tahun pertamanya, si Kecil akan dikenalkan pada vaksin yang melindunginya dari penyakit yang sering muncul di masa kanak-kanak.
Campak-Rubella (MR)
Dosis pertama vaksin MR ini penting untuk mencegah komplikasi serius akibat campak (seperti radang paru-paru dan kejang) serta rubella, yang bisa berakibat kecacatan dan sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil. Vaksin ini akan diberikan kembali sebagai booster di usia 18 bulan.
8. Usia 18 bulan
Ini adalah fase penguatan terhadap semua perlindungan yang telah diberikan di usia sebelumnya.
DPT-HB-Hib 4 (booster)
Diberikan untuk memperkuat sistem imun terhadap lima penyakit utama.
Polio 5
Booster terakhir untuk memastikan perlindungan terhadap virus polio tetap aktif.
MR dosis kedua
Melengkapi vaksin pertama yang diberikan di usia 9 bulan untuk perlindungan jangka panjang terhadap campak dan rubella.
9. Usia 2 tahun
Seiring anak mulai banyak bersosialisasi dan terpapar lingkungan luar, cakupan perlindungannya juga perlu diperluas.
Tifoid
Vaksin ini diberikan untuk mencegah demam tifoid atau tipes, yang umum menyebar melalui makanan/minuman yang terkontaminasi. Diberikan pertama kali di usia 2 tahun dan diulang setiap tiga tahun.
Hepatitis A
Diberikan dalam dua dosis dengan jeda 6–12 bulan untuk mencegah infeksi hati yang bisa menyebar melalui air atau makanan yang tidak bersih.
10. Usia 5 tahun
Vaksin pada usia ini menjadi akhir dari rangkaian jadwal imunisasi anak yang bersifat wajib, dan jadi penyempurna dari semua proteksi sebelumnya.
DPT booster
Meningkatkan kembali perlindungan terhadap difteri, tetanus, dan pertusis.
Polio booster
Menutup seri vaksin polio dengan proteksi maksimal menjelang usia sekolah.
MR booster
Dosis ketiga yang memastikan si Kecil tetap terlindungi dari risiko campak dan rubella seiring meningkatnya interaksi sosialnya.
Selain jenis imunisasi booster yang wajib, ada juga imunisasi tambahan yang direkomendasikan jika si Kecil sudah berusia 5 tahun ke atas. Pastikan urutan imunisasi bayi tercatat dengan baik di buku kesehatan si Kecil.
Apa Saja Persiapan Sebelum Vaksin Anak?
Sebelum menjalani imunisasi anak, ada beberapa hal yang perlu AyBun persiapkan agar proses imunisasi berjalan lancar dan si Kecil merasa nyaman.
1. Cek jadwal dan buat janji imunisasi
Pastikan AyBun sudah mengetahui jadwal imunisasi bayi sesuai imunisasi dasar lengkap. Buat janji dengan dokter atau bidan agar si Kecil tidak menunggu terlalu lama. Pilih waktu yang tidak berdekatan dengan acara lain untuk memastikan fokus pada kesehatan si Kecil.
2. Informasikan riwayat kesehatan si Kecil
Sampaikan kondisi kesehatan si Kecil, termasuk alergi atau riwayat penyakit, kepada dokter atau bidan. Ini penting agar si Kecil mendapatkan imunisasi anak lengkap sesuai kebutuhannya.
3. Pilih vaksin yang tepat
Beberapa vaksin seperti DPT dapat menimbulkan demam ringan sebagai bagian dari respons tubuh. Untuk mengurangi kemungkinan ini, AyBun bisa berdiskusi dengan dokter mengenai pilihan vaksin DPT aselular (DPTa) yang cenderung memiliki efek samping lebih ringan dibandingkan DPT whole-cell (DPTw).
Agar lebih siap, AyBun juga bisa memahami perbedaan imunisasi DPT 1, 2, 3. Setiap tahap diberikan untuk memperkuat kekebalan: DPT 1 mengenalkan antigen, DPT 2 meningkatkan respons imun, dan DPT 3 menyempurnakan perlindungan si Kecil. Dokter akan membantu menentukan jadwal yang paling sesuai.
4. Pastikan si Kecil sehat
Beberapa hari sebelum jadwal imunisasi, pastikan si Kecil cukup tidur dan tidak terlalu lelah. Tubuh yang bugar membantu ia merespons vaksin dengan lebih baik dan mengurangi risiko rewel setelahnya. Jika sudah mulai MPASI, berikan makanan bergizi untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
Untuk menjaga kenyamanannya, perhatikan juga kesehatan kulitnya. Gunakan Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey dengan Ekstrak Madu dan 6x Prebiotic Moisturizer untuk membantu melembapkan kulit sensitif si Kecil agar tetap nyaman menjelang imunisasi.
Bawa buku catatan imunisasi anak
Sebagai persiapan sebelum vaksin, jangan lupa membawa buku imunisasi, ya. Buku ini mencatat urutan imunisasi bayi dan membantu dokter memeriksa riwayat vaksinasi. Dengan membawanya setiap kali kontrol, AyBun bisa memastikan jadwal imunisasi bayi selalu terpenuhi dengan tepat.
6. Pilih pakaian praktis
Pakaian yang mudah dilepas seperti kaus longgar mempermudah akses saat imunisasi. Bayi di bawah 12 bulan biasanya disuntik di paha, sementara anak yang lebih besar di lengan.
7. Tetap tenang dan damping saat imunisasi
Tetap tenang, ya, karena si Kecil mudah menangkap rasa cemas AyBun. Jelaskan secara sederhana bahwa suntikan penting untuk kesehatannya. Jangan menakut-nakuti si Kecil, tapi jangan pula mengatakan disuntik tidak sakit sama sekali.
Peluk atau beri distraksi kecil agar ia merasa aman. Setelah selesai, berikan pujian supaya ia lebih percaya diri.
8. Pastikan si Kecil cukup istirahat
Tidur yang cukup membantu tubuh anak membentuk respons imun yang lebih optimal. Pastikan ia tidur nyenyak di malam sebelum imunisasi dan berikan waktu istirahat setelahnya.
Apa Efek Samping Imunisasi Dasar Lengkap Anak?
Setelah mengikuti jadwal imunisasi anak, si Kecil dapat mengalami beberapa reaksi ringan sebagai bagian dari proses tubuh membentuk kekebalan. Reaksi ini umumnya normal dan cepat mereda, tetapi AyBun tetap perlu mengenali apa saja yang masih wajar.
- Nyeri atau bengkak di area suntikan. Kompres hangat dapat membantu membuat si Kecil lebih nyaman.
- Demam ringan. Suhu tubuh bisa naik sedikit sebagai respons tubuh dan biasanya turun dalam waktu singkat.
- Lebih rewel. Si Kecil mungkin menangis lebih sering karena merasa tidak nyaman.
- Penurunan nafsu makan, meski umumnya kembali normal dalam satu hingga dua hari.
- Ruam ringan dapat muncul pada vaksin tertentu dan umumnya tidak berbahaya.
- Mual ringan atau muntah, yang kadang terjadi setelah imunisasi oral.
- Diare ringan. Reaksi yang jarang muncul, namun masih dianggap normal.
Meski sangat jarang, AyBun perlu segera mencari pertolongan medis bila muncul tanda-tanda seperti reaksi alergi berat, demam tinggi, kejang, pembengkakan pada wajah atau kesulitan bernapas, serta penurunan kesadaran. Kondisi ini memerlukan penanganan cepat agar si Kecil tetap aman.
Apa yang Dilakukan Setelah Vaksin?
Setelah imunisasi, tubuh si Kecil sedang bekerja membentuk kekebalan, sehingga ia mungkin tampak lebih lelah, rewel, atau demam ringan. Reaksi ini umumnya normal dan bisa AyBun bantu atasi dengan langkah sederhana berikut.
1. Biarkan si Kecil istirahat
Jika tubuhnya sedang memproses vaksin, si Kecil mungkin tampak lemas atau mengantuk. Jangan ajak beraktivitas berlebihan, ya Bun. Istirahat cukup akan membantu pemulihan.
2. Susui atau beri minum lebih sering
ASI atau susu formula membantu menjaga hidrasi, terutama bila si Kecil demam atau keringatan. ASI juga membantu mempercepat pemulihan tubuhnya, terutama bagi bayi yang masih dalam jadwal imunisasi bayi usia 0-6 bulan.
3. Berikan obat penurun demam sesuai anjuran dokter
Jika si Kecil tampak tidak nyaman atau demamnya meningkat, AyBun bisa memberikan obat penurun demam sesuai anjuran dokter. Dokter biasanya merekomendasikan paracetamol bila diperlukan.
4. Kompres area suntikan bila bengkak
Perhatikan juga pantangan setelah imunisasi DPT, misalnya menghindari tekanan berlebih di area suntikan. Hindari juga memijat area suntikan karena dapat menambah nyeri dan membuat bengkak semakin terasa. Biarkan area tersebut pulih dengan sendirinya. Gunakan kompres dingin selama 10-15 menit untuk membantu mengurangi bengkak dan rasa nyeri.
5. Pilihkan pakaian yang nyaman
Baju yang menekan area suntikan bisa membuat kulitnya iritasi. Pilih pakaian yang longgar dan nyaman agar ia bisa bergerak tanpa rasa sakit.
6. Hindari mandi air panas
Salah satu larangan setelah vaksinasi adalah memandikan si Kecil dengan air yang terlalu panas. Suhu tinggi bisa membuat tubuhnya semakin tidak nyaman saat demam. Pilih air hangat suam kuku bila perlu dimandikan.
7. Pantau kondisi si Kecil
Demam ringan, rewel, atau bengkak biasanya membaik dalam 1-2 hari. Namun jika si Kecil tampak sangat lemas, menangis tanpa henti, demam tinggi, atau kesulitan bernapas, segera hubungi tenaga kesehatan.
Melengkapi jadwal imunisasi dasar lengkap untuk si Kecil adalah langkah penting dalam melindunginya dari berbagai jenis penyakit serius. Dengan mengetahui tips persiapan sebelum dan setelah imunisasi, AyBun kini bisa lebih tenang dan percaya diri. Yuk, pastikan jadwal imunisasi si Kecil sudah sesuai agar ia tumbuh sehat dan kuat!