Lewati ke:
4 December 2024
Imunisasi adalah langkah penting untuk melindungi si Kecil dari penyakit serius dengan membangun kekebalan tubuh melalui vaksin. Jadwal imunisasi dasar lengkap memastikan perlindungan optimal sesuai usianya. Meski Bunda mungkin cemas si Kecil rewel atau demam pasca-imunisasi, dengan memahami pengertian imunisasi, jenis vaksin, dan tips perawatan, Bunda bisa membantu si Kecil melewati proses ini dengan nyaman. Lalu apa saja yang perlu Bunda lakukan untuk membantu si Kecil menjalani imunisasi? Yuk, persiapkan momen penting ini dengan tenang dan percaya diri!
Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Sesuai Usia Anak
Untuk memastikan si Kecil mendapatkan perlindungan maksimal, penting bagi Bunda untuk memahami jadwal imunisasi dasar lengkap serta jenis-jenis imunisasi yang diperlukan sesuai usia bayi.
Jadwal imunisasi bayi diatur oleh pemerintah dan direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia seperti WHO. Imunisasi wajib ini diberikan pada waktu tertentu sesuai dengan perkembangan sistem imun si Kecil. Berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap yang perlu Bunda ketahui, termasuk jenis imunisasi dan urutan pemberiannya.
1. Imunisasi saat baru lahir (0 bulan)
Jenis imunisasi: Hepatitis B (HB0)
Pada saat bayi baru lahir, imunisasi dasar lengkap dimulai dengan pemberian vaksin Hepatitis B (HB0). Vaksin ini diberikan dalam waktu 24 jam pertama setelah kelahiran. Jadwal imunisasi bayi yang satu ini sangat penting untuk melindungi si Kecil dari risiko infeksi virus hepatitis B, yang dapat merusak hati dan menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis atau kanker hati di kemudian hari.
Kenapa penting? Sistem kekebalan bayi yang baru lahir masih lemah, sehingga rentan terhadap infeksi. Dengan memberikan imunisasi wajib ini sesuai jadwal, Bunda memastikan perlindungan optimal bagi si Kecil sejak hari pertama kehidupannya.
2. Usia 1 bulan
Jenis imunisasi: Bacillus Calmette-Guerin (BCG) dan Polio 1
Pada usia 1 bulan, jadwal imunisasi bayi meliputi pemberian vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) dan Polio 1. Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah tuberkulosis (TBC), penyakit infeksi serius yang menyerang paru-paru dan organ lainnya. Tuberkulosis masih menjadi ancaman kesehatan di banyak negara, sehingga pemberian imunisasi wajib ini sangat penting untuk melindungi si Kecil.
Sementara itu, vaksin Polio 1 berfungsi untuk melindungi bayi dari virus polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Virus ini dapat menyebar melalui makanan, air, atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Dengan mengikuti urutan imunisasi bayi yang dianjurkan, Bunda membantu mencegah risiko penyakit yang dapat memengaruhi kualitas hidup si Kecil di masa depan.
Melengkapi imunisasi dasar lengkap pada bulan pertama adalah langkah penting untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi. Pastikan imunisasi diberikan tepat waktu sesuai jadwal, karena manfaatnya sangat besar untuk tumbuh kembang dan kesehatan jangka panjang si Kecil.
3. Usia 2 bulan
Jenis imunisasi: DPT-HB-Hib 1, Polio 2, dan Rotavirus 1
Imunisasi DPT diberikan pada beberapa tahapan usia bayi dan anak untuk memastikan kekebalan terhadap difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Imunisasi DPT umur berapa? Vaksin ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 bulan, kemudian dilanjutkan pada usia 3 bulan, 4 bulan, dan booster di usia 18 bulan serta 5 tahun. Jadwal ini sangat penting untuk memastikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit-penyakit berbahaya tersebut.
DPT-HB-Hib 1 adalah vaksin kombinasi yang memberikan perlindungan terhadap difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, dan meningitis akibat bakteri Hib. Polio 2 diberikan untuk melanjutkan perlindungan dari virus polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Imunisasi ini penting karena polio masih menjadi ancaman di beberapa wilayah, meskipun tingkat kasusnya telah menurun secara global.
Selain itu, vaksin Rotavirus 1 diberikan untuk mencegah infeksi rotavirus, penyebab utama diare berat pada bayi dan anak-anak. Infeksi ini dapat menyebabkan dehidrasi serius yang berisiko mengancam nyawa. Urutan imunisasi bayi di usia ini dirancang untuk melanjutkan perlindungan dari vaksin sebelumnya.
4. Usia 3 bulan
Jenis imunisasi: DPT-HB-Hib 2, Polio 3, dan Rotavirus 2
Jadwal imunisasi bayi di usia ini berfokus pada pemberian dosis kedua DPT-HB-Hib, Polio 3, dan Rotavirus 2 untuk memperkuat perlindungan terhadap penyakit-penyakit serius.
5. Usia 4 bulan
Jenis imunisasi: DPT-HB-Hib 3, Polio 4, dan IPV (Polio suntik)
Saat bayi mencapai usia 4 bulan, jadwal imunisasi bayi mencakup DPT-HB-Hib 3, Polio 4, dan IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine). Pada tahap ini, imunisasi lengkap membantu memperkuat pertahanan tubuh si Kecil terhadap berbagai penyakit serius.
IPV berfungsi sebagai pelengkap perlindungan dari polio, memberikan jaminan tambahan bahwa sistem kekebalan tubuh bayi memiliki perlindungan maksimal terhadap penyakit yang berisiko menyebabkan kelumpuhan. Dosis lanjutan dari DPT-HB-Hib juga membantu menjaga efektivitas vaksinasi sebelumnya.
6. Usia 9 bulan
Jenis imunisasi: Campak dan Rubella (MR)
Vaksin ini menjadi bagian penting dari imunisasi dasar lengkap untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Kombinasi ini membantu melindungi bayi dari komplikasi serius campak seperti radang paru-paru dan menghindari risiko cacat akibat rubella.
7. Usia 18 bulan
Jenis imunisasi: DPT-HB-Hib 4, Polio 5, dan MR (dosis kedua)
Dosis tambahan ini memperkuat perlindungan yang sudah diberikan pada imunisasi sebelumnya, memastikan kekebalan jangka panjang terhadap penyakit berbahaya seperti difteri, meningitis, dan campak.
8. Usia 2 tahun
Jenis imunisasi: Tifoid (pencegahan demam tifoid) dan Hepatitis A
Pada usia 2 tahun, anak mulai lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan, sehingga risiko terpapar penyakit seperti tifoid dan hepatitis A meningkat. Vaksin pada usia ini bertujuan memperluas cakupan perlindungan, khususnya terhadap penyakit yang sering terjadi di lingkungan tropis seperti Indonesia.
9. Usia 5 tahun
Jenis imunisasi: DPT booster, Polio booster, dan MR booster
Pada usia 5 tahun, si Kecil membutuhkan imunisasi booster untuk memastikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit serius. Booster ini dirancang untuk meningkatkan kembali kekebalan tubuh yang mungkin mulai menurun setelah vaksinasi sebelumnya. Selain imunisasi booster yang wajib, ada juga imunisasi tambahan yang direkomendasikan jika si Kecil sudah berusia 5 tahun ke atas. Pastikan untuk menjadwalkan imunisasi booster ini sesuai rekomendasi dokter.
Memastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap tepat waktu adalah langkah utama untuk melindunginya dari berbagai penyakit serius. Setiap jenis imunisasi memiliki peran spesifik dalam menjaga kesehatan bayi, baik itu melindungi dari virus, bakteri, atau infeksi menular lainnya.
Tips Sebelum Imunisasi Anak
Sebelum menjalani imunisasi anak, ada beberapa hal yang perlu Bunda persiapkan agar proses imunisasi berjalan lancar dan si Kecil merasa nyaman.
Cek jadwal dan buat janji imunisasi
Pastikan Bunda sudah mengetahui jadwal imunisasi bayi sesuai imunisasi dasar lengkap. Buat janji dengan dokter atau bidan agar si Kecil tidak menunggu terlalu lama. Pilih waktu yang tidak berdekatan dengan acara lain untuk memastikan fokus pada kesehatan si Kecil.
Informasikan kondisi si Kecil
Sampaikan kondisi kesehatan si Kecil, termasuk alergi atau riwayat penyakit, kepada dokter atau bidan. Ini penting agar si Kecil mendapatkan imunisasi anak lengkap yang sesuai kebutuhannya.
Pastikan si Kecil sehat
Sejak beberapa hari sebelum jadwal imunisasi, pastikan si Kecil tidak terlalu kelelahan. Jika sudah memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI), berikan nutrisi lengkap untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Langkah ini mengurangi risiko demam atau rewel setelah imunisasi.
Selain menjaga daya tahan tubuh si Kecil dengan asupan nutrisi, jangan lupa juga menjaga kebersihan kulitnya. Gunakan produk perawatan bayi seperti Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey yang diperkaya dengan Ekstrak Madu serta 6x Prebiotic Moisturizer untuk melembapkan kulit bayi yang kering dan melindungi dari kekeringan. Cocok untuk kulit si Kecil yang masih sangat sensitif, agar ia tetap nyaman dan terlindungi sebelum imunisasi.
Bawa buku catatan imunisasi anak
Buku imunisasi mencatat urutan imunisasi bayi dan membantu dokter memeriksa riwayat vaksinasi. Selalu bawa saat imunisasi untuk memastikan jadwal imunisasi bayi terpenuhi.
Pilih pakaian praktis
Pakaian yang mudah dilepas seperti kaus longgar mempermudah akses saat imunisasi. Bayi di bawah 12 bulan biasanya disuntik di paha, sementara anak yang lebih besar di lengan.
Tetap tenang
Jangan panik, Bunda! Si Kecil bisa merasakan kecemasan Bunda. Jelaskan manfaat imunisasi wajib dengan sederhana agar ia merasa nyaman. Katakan bahwa suntikan penting untuk kesehatannya. Jangan menakut-nakuti si Kecil, tapi jangan pula mengatakan disuntik tidak sakit sama sekali.
Dampingi saat imunisasi
Kehadiran Bunda memberikan rasa aman. Berikan pelukan atau distraksi seperti mainan untuk menenangkan si Kecil. Pujian setelah imunisasi akan membuatnya lebih percaya diri.
Dengan persiapan yang matang, jadwal imunisasi dasar lengkap bisa berjalan lancar tanpa drama.
Tips Setelah Imunisasi Anak
Saat ini memang telah ada pilihan imunisasi anak yang tidak menyebabkan demam. Namun, demam atau tidaknya si Kecil setelah imunisasi sebenarnya tergantung daya tahan tubuh anak. Untuk membuat anak merasa lebih nyaman setelah imunisasi, Bunda bisa melakukan beberapa hal ini.
Pilih jenis vaksin yang tepat
Demam setelah imunisasi DPT adalah reaksi umum tubuh bayi saat membentuk kekebalan terhadap penyakit seperti difteri, pertusis, dan tetanus. Agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT, pilih vaksin DPT dalam versi aselular (DPTa) yang cenderung lebih ringan efek sampingnya dibandingkan versi whole-cell (DPTw). Diskusikan dengan dokter mengenai pilihan ini saat menjadwalkan imunisasi wajib.
Biarkan si Kecil istirahat
Setelah imunisasi, tubuh anak bekerja membentuk antibodi, sehingga si Kecil mungkin merasa lelah atau mengantuk. Biarkan ia beristirahat untuk membantu tubuhnya pulih. Bantu si Kecil merasa lebih nyaman dengan perawatan kulit yang menenangkan. Misalnya, gunakan Zwitsal Face & Body Care Cream. Dengan formula lembut dari Chamomile dan Vitamin E yang sudah teruji secara dermatologis, krim bayi ini membantu menjaga kelembapan kulitnya, terutama jika ia sering merasa rewel atau tidak nyaman.
Tetap susui seperti biasa
Jika si Kecil menjadi lebih manja setelah imunisasi, susui dan gendong untuk memberikan rasa nyaman. ASI juga membantu mempercepat pemulihan tubuhnya, terutama bagi bayi yang masih dalam jadwal imunisasi bayi usia 0-6 bulan.
Berikan paracetamol jika demam
Demam ringan adalah efek samping umum dari beberapa jenis imunisasi, seperti DPT dan campak. Jika suhu tubuhnya meningkat, berikan paracetamol sesuai dosis yang direkomendasikan dokter. Obat ini membantu menurunkan demam dan membuat si Kecil lebih nyaman.
Kompres dingin bila bengkak
Bengkak di area bekas suntikan, seperti pada imunisasi DPT atau Hib, sering terjadi. Kompres dingin pada area bengkak dapat membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Pantau kondisi anak
Reaksi seperti demam ringan, bengkak, atau mual biasanya akan hilang dalam 1-2 hari. Namun, jika si Kecil mengalami gejala serius seperti menangis terus-menerus, demam tinggi (lebih dari 40°C), atau kesulitan bernapas, segera konsultasikan dengan dokter. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada komplikasi dari imunisasi lengkap yang diterimanya.
Melengkapi jadwal imunisasi dasar lengkap untuk si Kecil adalah langkah penting dalam melindunginya dari berbagai jenis penyakit serius. Dengan mengetahui tips persiapan sebelum dan setelah imunisasi, Bunda kini bisa lebih tenang dan percaya diri. Yuk, pastikan jadwal imunisasi si Kecil sudah sesuai agar ia tumbuh sehat dan kuat!
Sumber:
babycenter.com/404_how-can-i-make-getting-shots-less-traumatic-for-my-baby-or-t_11523.bc
ayahbunda.co.id/bayi-tips/setelah-bayi-imunisasi
webmd.com/children/guide/child-gets-vaccines