Lewati ke:
23 Oktober 2025
Fakta Seputar Morning Sickness
- Terjadi pada sebagian besar ibu hamil. Sekitar 70-80% wanita hamil mengalami morning sickness di trimester pertama.
- Tidak hanya terjadi di pagi hari. Meski disebut morning sickness, mual bisa muncul kapan saja: siang, sore, atau malam hari.
- Peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen diduga menjadi penyebab utamanya.
- Biasanya mereda di trimester kedua. Sebagian besar Bunda merasa lebih nyaman setelah minggu ke-12 hingga ke-14 kehamilan.
- Setiap kehamilan berbeda. Ada yang hampir tidak merasakan mual sama sekali, ada pula yang mengalaminya lebih lama atau lebih kuat.
Setiap awal kehamilan membawa perubahan besar pada tubuh Bunda, salah satunya adalah rasa mual yang sering muncul tiba-tiba. Kondisi ini biasanya disebut morning sickness, fase yang bisa terasa tidak nyaman tapi sebenarnya menandakan tubuh sedang beradaptasi dengan peningkatan hormon kehamilan. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang gejala morning sickness, penyebab, dan cara mengatasinya agar Bunda bisa menjalani kehamilan dengan lebih nyaman.
Apa Itu Morning Sickness?
Morning sickness adalah mual dan muntah yang umum terjadi pada awal kehamilan, terutama pada trimester pertama. Morning sickness terjadi jam berapa? Waktu terjadinya bisa bervariasi. Ada yang merasakannya sesaat setelah bangun tidur, ada yang merasakannya setelah makan atau saat mencium bau tertentu. Jadi, meskipun disebut morning sickness, gejala ini sebenarnya bisa muncul kapan saja sepanjang hari.
Menurut penelitian yang dilakukan Lee & Saha (2011), sekitar 70-80% ibu hamil mengalami mual dan muntah di trimester awal (sekitar minggu ke-4), dengan puncak gejala terjadi pada minggu ke-10 hingga ke-16 dan biasanya mereda setelah minggu ke-12 hingga ke-14 kehamilan¹.
Morning sickness biasanya disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan, terutama peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen, yang memengaruhi sistem pencernaan dan membuat lambung bekerja lebih lambat.
Penyebab Terjadinya Morning Sickness
Morning sickness terjadi sebagai reaksi tubuh Bunda terhadap perubahan hormon selama kehamilan. Selain itu, morning sickness juga biasanya dipicu faktor tertentu seperti bau, cuaca panas, stres, atau makanan. Meski wajar terjadi dan dialami hampir semua Bunda, risiko morning sickness akan meningkat pada wanita yang memiliki kondisi berikut ini:
1. Kehamilan pertama
Bunda yang baru pertama kali mengandung memiliki risiko mengalami morning sickness lebih tinggi. Hal ini karena tubuh Bunda masih beradaptasi dan terkejut dengan berbagai perubahan yang terjadi.
2. Morning sickness di kehamilan terdahulu
Apabila di suatu kehamilan Bunda sering mengalami morning sickness, ada kemungkinan Bunda akan mengalaminya lagi di kehamilan selanjutnya. Sebab, tubuh Bunda mungkin memang memiliki kecenderungan bereaksi terhadap perubahan tubuh dengan cara mual dan muntah.
3. Mengandung anak kembar
Morning sickness juga akan lebih berisiko terjadi pada Bunda yang mengandung anak kembar. Hal ini karena hormon hCG yang diproduksi kehamilan kembar lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa.
4. Pengaruh alat kontrasepsi yang mengandung estrogen
Estrogen dalam pil kontrasepsi oral dikenal memiliki potensi menyebabkan mual dan muntah. Wanita yang mengalami mual dan muntah setelah terpapar estrogen, mungkin juga akan lebih rentan mengalami morning sickness.
5. Sering mabuk kendaraan
Jika Bunda termasuk mudah mabuk saat naik kendaraan, maka Bunda berpotensi mengalami morning sickness saat hamil nanti. Sering mabuk kendaraan menunjukkan kondisi tubuh Bunda kurang kuat menghadapi perubahan atau guncangan.
Gejala Morning Sickness
Gejala utama morning sickness adalah mual dan muntah pada awal kehamilan, yang bisa terjadi kapan saja sepanjang hari. Bunda juga mungkin merasakan penurunan nafsu makan dan lebih sensitif terhadap bau tertentu. Kondisi ini umumnya wajar dan paling sering muncul pada trimester pertama, lalu membaik di trimester kedua.
Berikut beberapa ciri-ciri morning sickness yang umum dialami ibu hamil, Bun.
1. Terjadi pada trimester pertama kehamilan
Gejala morning sickness biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1, tepatnya di minggu ke-6 hingga minggu ke-12 kehamilan. Namun, ada juga beberapa wanita hamil yang mengalami mual dan muntah hingga trimester kedua atau bahkan selama kehamilan berlangsung.
2. Rasa mual yang datang dan pergi
Rasa mual yang Bunda rasakan saat morning sickness umumnya terjadi di pagi hari atau dipicu beberapa hal, misalnya bau tertentu atau rasa lelah. Setelah beberapa saat, rasa mual akan hilang.
3. Tidak membuat berat badan turun
Penurunan berat badan yang terjadi akibat morning sickness biasanya tidak signifikan dan hanya berlangsung beberapa saat. Apabila penurunan berat badan mencapai 2,5-10 kilogram, Bunda harus lebih waspada mengenai kemungkinan adanya masalah hiperemesis gravidarum.
4. Tubuh relatif tetap fit
Walaupun sedikit mengganggu rutinitas, morning sickness tidak sampai membuat Bunda merasa lemas. Bunda pun masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari. Mual dan muntah yang menyebabkan tubuh lemas hingga tidak kuat beraktvitas harus diwaspadai.
5. Nafsu makan tidak terlalu berubah
Rasa mual memang akan mengurangi nafsu makan Bunda. Meski begitu, masih ada makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi sehingga asupan nutrisi tetap terjaga. Apabila Bunda mengalami hiperemesis gravidarum, nafsu makan akan sepenuhnya hilang. Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi pun akan dimuntahkan kembali.
6. Sensitivitas terhadap bau
Ini adalah ciri-ciri morning sickness yang umum terjadi. Banyak wanita hamil mengalami peningkatan sensitivitas terhadap bau, yang dapat memperparah rasa mual.
7. Peningkatan air liur (hipersalivasi)
Hal ini juga dapat terjadi selama morning sickness. Beberapa wanita hamil mungkin akan memroduksi lebih banyak air liur dari biasanya, yang bisa membuat rasa mual semakin parah. Hal ini sering kali disebut sebagai ptyalism gravidarum dan bisa menjadi salah satu dari banyak perubahan tubuh yang dialami selama trimester pertama kehamilan.
Kapan Morning Sickness Perlu Diwaspadai?
Apabila mual dan muntah yang Bunda alami masih sesuai dengan ciri-ciri di atas, Bunda tak perlu khawatir. Sebab, itu merupakan morning sickness yang wajar terjadi dan dialami hampir semua ibu hamil. Biasanya gejala tersebut akan mereda dengan sendirinya setelah memasuki trimester kedua kehamilan.
Namun apabila gejala yang dirasakan jauh lebih hebat hingga memengaruhi kondisi tubuh, ada baiknya Bunda segera berkonsultasi ke dokter. Hal ini untuk mendeteksi adanya kemungkinan masalah hiperemesis gravidarum.
Menurut studi dalam European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology (2024), hiperemesis gravidarum dialami sekitar 0,3-3% ibu hamil, ditandai dengan muntah terus menerus, dehidrasi, ketonuria, dan penurunan berat badan lebih dari 5%².
Beberapa ciri hiperemesis gravidarum yang bisa Bunda kenali adalah frekuensi buang air kecil yang menurun, urine berwarna lebih gelap, pusing, jantung berdebar, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, serta mual muntah yang terjadi terus-menerus tanpa jeda.
Apa Saja Tanda-Tanda Morning Sickness Akan Berakhir?
Tanda-tanda bahwa morning sickness akan berakhir biasanya mulai terlihat saat Bunda memasuki trimester kedua, sekitar minggu ke-12 hingga ke-14. Gejalanya termasuk berkurangnya frekuensi mual dan muntah, peningkatan energi, dan kembalinya nafsu makan. Bunda mungkin juga akan mulai merasa lebih nyaman secara keseluruhan, dengan penurunan sensitivitas terhadap bau yang sebelumnya mengganggu.
Perubahan ini menunjukkan bahwa tubuh Bunda telah beradaptasi dengan perubahan hormonal kehamilan. Namun, karena setiap kehamilan berbeda, waktu berakhirnya morning sickness bisa bervariasi.
Cara Mengatasi Morning Sickness
Mengalami morning sickness secara terus-menerus memang cukup mengganggu. Untunglah gejala mual dan muntah selama hamil ini bisa diatasi dengan beberapa langkah sederhana.
1. Makan sebelum dan setelah bangun tidur
Asam lambung yang bereaksi di perut kosong juga bisa menyebabkan morning sickness. Karena itu, setelah bangun di pagi hari, segera isi perut dengan camilan seperti biskuit atau makanan favorit Bunda. Sebelum tidur, ada baiknya Bunda juga menikmati camilan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein tinggi.
2. Makan lebih sering dalam porsi lebih kecil
Makan terlalu banyak bisa menyebabkan mual dan muntah. Itu sebabnya, Bunda sebaiknya sedikit mengubah pola makan selama kehamilan. Makan dalam porsi lebih kecil tapi sering lebih baik daripada makan dalam porsi besar langsung dalam sekali waktu.
3. Konsumsi makanan sehat
Makanan sehat yang tinggi protein dan karbohidrat kompleks membantu mengatasi mual dan muntah. Bunda sebaiknya menghindari dulu makanan yang terlalu berminyak atau fast food karena sulit dicerna dan bisa memicu rasa mual. Penuhi nutrisi harian dengan makanan sehat untuk ibu hamil, misalnya salmon, sayuran hijau, telur, atau daging.
4. Konsumsi jahe atau lemon
Makanan atau minuman yang mengandung jahe dan lemon bisa membantu mengatasi mual. Untuk mengatasi morning sickness, selalu siapkan teh lemon, teh jahe, atau permen jahe di mana pun Bunda berada. Apabila mual menyerang, Bunda tak perlu kebingungan lagi.
5. Istirahat cukup dan hindari stres
Kehamilan membawa banyak perubahan yang membuat tubuh lebih mudah merasa lelah. Karena itu, pastikan Bunda selalu beristirahat dengan cukup. Teknik seperti meditasi atau yoga juga bisa membantu mengatasi stres sehingga bisa mengatasi mual.
Setelah tubuh terasa lebih rileks, Bunda bisa mulai menyiapkan hal-hal menyenangkan menjelang kelahiran si Kecil. Salah satunya dengan membuat daftar perlengkapan bayi baru lahir, mulai dari pakaian, popok, hingga perawatan kulitnya.
Tak perlu repot, Bunda bisa siapkan Zwitsal Essential Baby Gift Set. Di dalamnya sudah tersedia sabun, sampo, lotion, hingga baby oil dengan formula lembut yang aman untuk kulit bayi yang masih sensitif. Dengan satu set lengkap, Bunda tak perlu repot membeli produk satu per satu, sehingga bisa lebih fokus menikmati masa kehamilan dengan nyaman.
6. Hindari pemicu mual
Setelah beberapa waktu, Bunda biasanya sudah bisa mengenali pemicu mual yang dialami. Apabila setiap mengonsumsi makanan tertentu Bunda selalu mual, selanjutnya hindarilah mengonsumsi makanan tersebut.
7. Pastikan makan dengan teratur
Rasa mual mungkin membuat Bunda malas atau terlambat makan. Sayangnya, hal ini justru akan membuat Bunda merasa semakin mual. Karena itu, Bunda harus tetap makan walaupun dalam porsi kecil sehingga perut tetap terisi.
8. Konsumsi makanan yang kaya vitamin B6
Vitamin B6 cukup efektif mengurangi rasa mual dan muntah. Bunda bisa mengonsumsi makanan yang kaya kandungan vitamin B6. Selain itu, Bunda juga bisa meminta suplemen B6 pada dokter kandungan.
9. Hirup aromaterapi
Aromaterapi menggunakan minyak esensial seperti peppermint, lemon, atau jahe sering digunakan untuk mengurangi mual dan muntah. Beberapa studi menunjukkan bahwa aroma segar dari minyak esensial ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi gejala mual. Lemon dan jahe, misalnya, dikenal memiliki sifat antiemetik yang membantu mencegah mual.
Namun, penting untuk menggunakan minyak esensial dengan hati-hati, terutama selama kehamilan. Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli aromaterapi untuk memastikan bahwa aromaterapi aman digunakan dalam dosis yang tepat selama kehamilan.
10. Pilih camilan buah segar
Buah-buahan seperti apel, jeruk, dan pisang dapat membantu mengurangi mual karena mereka kaya akan vitamin, serat, dan cairan yang menjaga tubuh tetap terhidrasi dan membantu pencernaan. Buah-buahan yang tinggi kandungan air, seperti semangka dan mentimun, juga bisa membantu mengurangi rasa mual karena bisa membantu mencegah dehidrasi, yang sering kali memperburuk gejala morning sickness.
Morning sickness berupa mual dan muntah memang bisa terasa mengganggu, terutama saat Bunda sedang beradaptasi dengan perubahan tubuh di awal kehamilan. Namun, dengan mengenali gejalanya dan menerapkan cara sederhana untuk meredakannya, Bunda bisa tetap merasa nyaman dan menikmati momen berharga ini bersama si Kecil yang sedang tumbuh di dalam kandungan.
Referensi:
1. Noel M. Lee, Sumona Saha. 2011. Nausea and Vomiting of Pregnancy. Diambil dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3676933/
2. B. Martinez de Tejada, L. Vonzun, D.U. Von Mandach, dkk. 2025. Nausea and vomiting of pregnancy, hyperemesis gravidarum. Diambil dari European Journal of Obstetrics and Gynecology and Reproductive Biology, Volume 304, 115-120 https://www.ejog.org/article/S0301-2115(24)00612-2/fulltext