Lewati ke:
8 Agustus 2025
Melihat ruam kemerahan di kulit si Kecil untuk pertama kalinya, wajar kok kalau Aybun langsung panik. Apalagi kalau belum tahu apa penyebabnya. Faktanya, macam-macam dermatitis bisa muncul sejak bayi baru lahir: dari yang tampak jelas seperti ruam, sampai yang tiba-tiba muncul di kulit kepala. Tapi tenang saja. Kondisi ini umum terjadi dan bisa Aybun atasi sendiri di rumah. Kuncinya adalah mengenali jenisnya, memahami penyebabnya, dan merawat kulit si Kecil dengan kasih sayang serta produk yang tepat.
Apa Itu Dermatitis pada Bayi?
Kulit bayi memang sangat lembut, namun juga sangat rentan. Nah, dermatitis adalah kondisi kulit yang umum terjadi pada bayi, biasanya ditandai dengan kulit kemerahan, kering, atau bersisik.
Kabar baiknya, kebanyakan kasus dermatitis umumnya ringan dan bisa membaik dengan perawatan yang lembut di rumah. Kondisi ini sering muncul sebagai bagian dari proses adaptasi kulit bayi terhadap lingkungan barunya.
Macam-macam dermatitis bisa muncul dengan gejala yang berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Kulit bayi yang masih sensitif bisa bereaksi terhadap hal-hal sederhana seperti keringat, cuaca, gesekan dari pakaian, atau bahan tertentu dalam sabun dan detergen.
Hal ini juga sejalan dengan temuan Davari dkk. dalam Journal of Asthma and Allergy (2020), yang menyebutkan bahwa gangguan kulit pada bayi sering kali dipicu oleh faktor lingkungan yang tampaknya ringan namun berdampak besar pada kulit sensitif¹.
Apa Saja Macam-Macam Dermatitis yang Sering Dialami Bayi?
Ada beberapa jenis dermatitis yang umum terjadi pada bayi, dan masing-masing punya ciri khas serta pemicunya sendiri. Beberapa mungkin hanya muncul di area tertentu seperti kepala atau area popok, sementara yang lain bisa menyebar di lipatan tubuh atau pipi. Agar perawatannya lebih tepat, Aybun bisa kenali macam-macam dermatitis yang paling sering dialami bayi berikut ini.
1. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik sering juga disebut eksim, dan ini salah satu jenis yang paling umum terjadi pada bayi, terutama yang punya riwayat alergi dalam keluarga. Tandanya berupa kulit kering, kasar, dan memerah, biasanya muncul di pipi, lipatan siku, lutut, atau leher. Kadang bayi jadi lebih rewel karena rasa gatalnya cukup mengganggu, terutama saat malam hari.
Pemicunya pun beragam, seperti suhu dingin, keringat, atau formula sabun yang tidak cocok. Kulit bayi dengan dermatitis atopik butuh kelembapan ekstra dan perhatian lebih pada kebersihan tanpa membuat kulit makin kering.
2. Dermatitis seboroik (cradle cap)
Perbedaan dermatitis atopik dan seboroik terletak pada gejalanya. Cradle cap biasanya muncul di kulit kepala sebagai kerak kuning berminyak yang menempel, dan seringnya tidak disertai rasa gatal. Kerak ini bisa juga menyebar ke alis atau belakang telinga si Kecil.
Kondisi ini sebenarnya tidak menular dan umumnya tidak berbahaya, tapi tetap perlu dirawat agar tidak terjadi iritasi tambahan. Untunglah cradle cap dapat mereda sendiri, tapi perawatan ringan dengan pembersih lembut bisa mempercepat pemulihan.
3. Dermatitis kontak
Jenis dermatitis ini adalah reaksi kulit akibat kontak langsung dengan zat tertentu. Dermatitis kontak pada bayi bisa disebabkan oleh tisu basah, sabun, detergen, atau bahan popok. Gejalanya berupa ruam kemerahan atau kulit yang terasa kasar dan hangat. Area yang paling sering terdampak biasanya adalah bagian tubuh yang tertutup popok atau sering bergesekan.
Untuk mengatasi dermatitis kontak pada bayi, Aybun perlu mengenali pemicunya dan mengganti produk harian yang digunakan.
4. Dermatitis numularis
Jenis dermatitis ini mungkin belum 'sepopuler' ruam popok, tapi dermatitis numularis pada bayi bisa terjadi, terutama jika kulit bayi sangat kering. Ciri khasnya adalah bercak bulat seperti koin, yang terasa gatal dan tampak bersisik. Lokasinya bisa muncul di kaki, tangan, atau bahkan lengan. Karena bentuknya, dermatitis ini kadang disangka infeksi jamur.
Kulit bayi dengan dermatitis numularis perlu dijaga agar tetap lembap dan terlindungi dari cuaca ekstrem atau produk dengan bahan aktif keras.
5. Dermatitis popok (diaper dermatitis)
Salah satu ruam kulit bayi yang paling sering terjadi, nih Bun. Area popok memang sangat rentan terhadap iritasi karena kelembapan tinggi, gesekan, dan paparan urine atau feses. Tanda utamanya adalah ruam kemerahan di area pantat atau lipatan paha.
Cara mengatasi ruam popok pada bayi bisa dimulai dari mengganti popok lebih sering, menjaga area tetap kering, dan memilih produk perawatan kulit yang ringan. Perlu diingat, jika dibiarkan terlalu lama, ruam ini bisa berkembang menjadi infeksi. Jadi, segera rawat kulit si Kecil jika ada tanda atau gejala dermatitis ini, ya.
6. Dermatitis perioral
Jenis dermatitis ini muncul di area sekitar mulut bayi dan sering kali dianggap sepele padahal bisa sangat mengganggu kenyamanan. Meski belum banyak dibahas dalam literatur medis sebagai jenis dermatitis resmi pada bayi, kondisi ini cukup sering diangkat dalam forum parenting dan blog dokter anak karena cukup umum terjadi.
Dermatitis perioral pada bayi bisa dipicu oleh air liur berlebih, sisa makanan, atau penggunaan dot. Kulit di area tersebut bisa menjadi kemerahan, kadang mengelupas ringan, dan makin iritasi jika dibersihkan dengan tisu atau sabun keras. Cara merawatnya adalah dengan menjaga area mulut si Kecil agar tetap bersih dan kering tanpa terlalu banyak digosok.
Tips Perawatan Harian Kulit Bayi yang Rentan Dermatitis
Kulit bayi yang sensitif memang butuh perhatian ekstra, apalagi jika sudah muncul gejala dari macam-macam dermatitis. Nah, dengan perawatan harian yang tepat, kulit si Kecil bisa tetap nyaman dan terlindungi.
1. Pilih sabun yang lembut dan melembapkan
Gunakan sabun khusus bayi yang tidak mengandung bahan keras. Sabun dengan formula lembut akan membantu menjaga lapisan pelindung kulit tetap sehat dan tak membuat kulit si Kecil makin teriritasi.
Aybun bisa coba Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey, yang lembut dan aman karena sudah teruji hypoallergenic untuk kulit bayi sensitif. Diperkaya 6x Prebiotic Moisturizer dan Ekstrak Madu. Formulanya membantu menjaga kelembapan alami kulit dan melindunginya dari kekeringan.
Sabun bayi ini juga bebas dari SLS/SLES, sudah teruji juga oleh dokter kulit dan dokter anak. Sangat aman untuk kulit si Kecil yang sedang sensitif!
2. Keringkan kulit dengan perlahan
Setelah mandi, tepuk-tepuk lembut kulit bayi menggunakan handuk bersih. Hindari gerakan menggosok agar tidak memperparah iritasi. Gesekan bisa merusak lapisan pelindung kulit bayi yang masih tipis dan sensitif, serta memicu munculnya ruam atau memperburuk kondisi macam-macam dermatitis yang sudah ada.
3. Gunakan pelembap setelah mandi
Setelah mengeringkan kulit dengan lembut, langkah selanjutnya adalah mengunci kelembapannya. Kulit bayi yang kering lebih mudah mengalami iritasi dan bisa memperburuk dermatitis.
Mengoleskan pelembap atau emolien sesaat setelah mandi bisa membantu menjaga fungsi pelindung kulit si Kecil. Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh Simpson dkk. (2014), penggunaan emolien secara rutin sejak bayi baru lahir aman dan efektif untuk memperkuat skin barrier, sekaligus menurunkan risiko munculnya dermatitis atopik di enam bulan pertama kehidupan².
Aybun bisa oleskan Zwitsal Face & Body Care Cream saat kulit si Kecil masih sedikit lembap agar menyerap dengan maksimal. Dengan kandungan Chamomile dan Vitamin E, krim ini membantu menenangkan kulit dan menjaga kelembapan lebih lama, sehingga kulit si Kecil tetap lembut dan tidak mudah kering atau teriritasi.
4. Perhatikan pemicu di sekitar bayi
Kulit bayi yang rentan dermatitis bisa bereaksi terhadap hal-hal kecil di lingkungan sekitarnya. Detergen dengan bahan keras, suhu ruangan yang tidak stabil, atau pakaian dari bahan sintetis bisa menjadi pemicu iritasi tanpa disadari.
Penting juga bagi Aybun untuk lebih cermat dalam memilih produk perawatan. Hindari produk yang mengandung alkohol atau bahan kimia keras yang bisa mengganggu keseimbangan alami kulit bayi.
5. Pantau kondisi kulit setiap hari
Perubahan kulit bayi bisa terjadi sangat cepat, jadi penting bagi Aybun untuk rutin mengamatinya. Jika muncul bercak baru, ruam makin meluas, atau si Kecil tampak tidak nyaman, segera konsultasikan ke tenaga medis.
Untuk membantu memantau pemulihan dan mengenali tanda awal dari macam-macam dermatitis, Aybun bisa melakukan 4 Langkah AKSI (Analisis Kulit Si Kecil) dari Zwitsal, yaitu dengan mengecek area kepala, pipi, lipatan, dan area popok:
Cek Ruam dan Lecet: Apakah ada ruam atau lecet di area tersebut?
Cek Tekstur Kulit: Apakah kering, bersisik, ada kemerahan atau bentol?
Cek Luka di Kulit: Apakah ada luka di area tersebut?
Cek Tangisan Si Kecil: Apakah Si Kecil menangis saat suatu area disentuh?
Kalau Aybun butuh bantuan lebih lanjut, Zwitsal menyediakan layanan Free Teleconsultation. Aybun bisa bertanya langsung ke dokter seputar masalah kulit si Kecil tanpa perlu keluar rumah. Nyaman, aman, dan kondisi si Kecil tetap terpantau.
Setiap bayi punya kondisi kulit yang berbeda, dan itu wajar. Memahami macam-macam dermatitis bisa membantu Aybun lebih tenang dan percaya diri saat merawat si Kecil. Dengan perawatan yang lembut, pilihan produk yang tepat, dan perhatian sejak dini, Aybun bisa bantu menjaga kulit si Kecil tetap sehat dan bebas dari gangguan yang membuatnya rewel atau tidak nyaman.
Referensi:
1. Danielle R. Davari, Elizabeth L. Nieman, Diana B. McShane, Dean S. Morrell. 2020. Current Perspectives on the Management of Infantile Atopic Dermatitis. Diambil dari https://doi.org/10.2147/JAA.S246175
2. Eric L. Simpson, dkk. 2014. Emollient enhancement of the skin barrier from birth offers effective atopic dermatitis prevention. Diambil dari https://doi.org/10.1016/j.jaci.2014.08.005