Lewati ke:
11 Februari 2025
Halo, Aybun! Pernah merasa cemas saat melihat kulit si Kecil muncul bintik-bintik kecil yang terasa kasar? Jangan khawatir ya, bruntusan pada bayi itu sangat umum terjadi, kok. Kulit bayi memang masih sangat sensitif, jadi lebih mudah bereaksi terhadap berbagai faktor. Yuk, kita kenali lebih dalam apa itu bruntusan, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara mengatasinya dengan penuh kasih sayang!
Jenis Bruntusan pada Bayi
Bruntusan adalah kondisi di mana muncul bintik-bintik kecil di kulit bayi, biasanya di area dahi, pipi, leher, atau punggung. Meski terlihat mengganggu, Aybun tak perlu khawatir karena kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Dengan perawatan lembut dan perhatian ekstra, kulit si Kecil akan kembali halus dan sehat.
Berikut adalah beberapa jenis bruntusan yang sering terjadi pada bayi:
1. Milia
Milia¹ adalah bintik kecil berwarna putih atau kuning yang sering muncul di sekitar hidung, pipi, atau dagu si Kecil. Jangan khawatir karena ini wajar terjadi karena kelenjar minyak bayi yang belum sepenuhnya matang, sehingga sel kulit mati terperangkap. Biasanya, milia akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau bulan.
2. Biang Keringat (Miliaria)
Biang keringat, atau miliaria², adalah kondisi kulit yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh tersumbatnya kelenjar dan saluran keringat di kulit, sehingga keringat terperangkap’ di bawah permukaan kulit. Bayi baru lahir, terutama dalam dua minggu pertama kehidupannya, lebih rentan mengalami biang keringat, terutama jika mereka berada di lingkungan yang panas dan lembap. Biasanya, biang keringat muncul sebagai bintik-bintik kecil di area lipatan kulit seperti leher, ketiak, atau punggung.
3. Erythema Toxicum
Erythema toxicum³ atau yang disebut juga erythema toxicum neonatorum adalah jenis bruntusan yang sering muncul pada bayi baru lahir. Bentuknya berupa ruam merah kecil dengan ujung putih atau kuning yang kadang terlihat seperti bekas gigitan kecil. Meski terlihat mencemaskan, kondisi ini sangat umum terjadi dan tidak berbahaya.
Biasanya, bruntusan ini muncul dalam minggu pertama kehidupan dan hilang dengan sendirinya dalam 7-14 hari tanpa perlu pengobatan. Lesinya bisa berpindah-pindah di tubuh bayi, tapi biasanya tidak muncul di telapak tangan atau kaki.
4. Jerawat Bayi
Jerawat bayi⁴, atau yang dikenal sebagai infantile acne, mirip dengan jerawat pada orang dewasa, berupa bintik merah atau putih kecil yang sering muncul di pipi atau dahi si Kecil. Kondisi ini mirip dengan erythema toxicum neonatorum tapi bertahan lebih lama di kulit. Jerawat ini biasanya dipicu oleh hormon ibu yang masih ada di tubuh bayi serta aktivitas kelenjar minyak yang meningkat. Jerawat bayi umumnya terjadi pada bayi berusia antara 6 minggu hingga 12 bulan, dan mayoritas kasusnya bersifat ringan hingga sedang.
Kabar baiknya, jerawat bayi sering kali hilang dengan sendirinya dalam 6 hingga 12 bulan tanpa memerlukan perawatan khusus. Pastikan kulit si Kecil tetap bersih dan hindari memencet jerawatnya, karena tindakan ini dapat meningkatkan risiko iritasi atau bahkan infeksi.
5. Ruam Popok
Ruam popok⁵, yang sering muncul sebagai bruntusan di area popok, adalah hal yang umum terjadi pada bayi. Kulit bayi yang lembut dan sensitif memang membutuhkan perhatian ekstra, terutama di area yang sering lembap akibat penggunaan popok. Kelembapan, gesekan, serta paparan urin dan kotoran dapat memicu iritasi jika tidak ditangani dengan baik. Namun, kabar baiknya, ini bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana!
6. Eksim
Eksim, atau Atopic Dermatitis⁶, adalah kondisi kulit yang ditandai dengan bruntusan, kulit kering, dan gatal, sering muncul di pipi, lengan, atau kaki bayi, terutama pada usia di bawah 2 tahun. Eksim pada bayi disebabkan oleh sensitivitas kulit, faktor genetik, dan paparan lingkungan tertentu yang memicu iritasi atau reaksi alergi. Kulit bayi dengan eksim biasanya memiliki lapisan pelindung yang lebih lemah, sehingga lebih mudah kehilangan kelembapan dan rentan terhadap iritasi.
Cara Praktis Mengatasi dan Mencegah Bruntusan pada Bayi
Tenang ya, Aybun, bruntusan itu hal yang wajar kok, dan biasanya tidak berbahaya. Si Kecil akan tetap bintang kecil keluarga, meski ada bintik-bintik kecil di kulitnya. Nah, berikut ini beberapa tips praktis untuk mengatasi dan mencegah bruntusan pada Bayi supaya kulit si Kecil tetap halus dan nyaman:
1. Jaga Kebersihan Kulit Bayi
Kulit bayi yang lembut dan sensitif membutuhkan perawatan ekstra untuk tetap sehat. Mandikan si Kecil secara rutin dengan air hangat, menggunakan sabun khusus bayi yang lembut seperti Zwitsal Hair & Body Bath Aloe Vera. Sabun cair 2 in1 ini mengandung prebiotic moisturizer dan ekstrak aloe vera, yang membantu menjaga kelembapan kulit bayi secara optimal. Formula hypoallergenic-nya aman untuk kulit sensitif dan bebas SLS serta SLES, sehingga cocok untuk penggunaan sehari-hari. Setelah mandi, jangan lupa keringkan area lipatan seperti leher, ketiak, dan selangkangan dengan lembut untuk mencegah iritasi. Dengan menjaga kebersihan kulit secara rutin, si Kecil akan tetap nyaman dan terlindungi.
2. Gunakan Pakaian yang Nyaman
Pastikan si Kecil mengenakan pakaian berbahan lembut seperti katun yang mudah menyerap keringat. Hindari pakaian yang terlalu tebal, terutama saat cuaca hangat, untuk mencegah keringat berlebih yang bisa memicu biang keringat. Pilihan pakaian yang nyaman membantu menjaga kulit bayi tetap sejuk dan bebas iritasi.
3. Jaga Suhu Ruangan Tetap Sejuk
Bayi mudah berkeringat jika ruangan terlalu panas. Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik dan suhu yang nyaman untuk bayi. Suhu ideal biasanya berkisar antara 20-22 derajat Celsius. Ini akan membantu mengurangi risiko keringat berlebih yang dapat menyebabkan bruntusan.
4. Rutin Ganti Popok
Jangan biarkan popok basah terlalu lama menempel pada kulit si Kecil. Rutin mengganti popok, terutama setelah buang air, sangatlah penting. Untuk perlindungan ekstra, bisa mencoba Zwitsal Daily Diaper Cream. Dengan kandungan prebiotic moisturizer, zinc & allantoin, serta vitamin E dan canola oil, krim ini dirancang lembut untuk membantu melindungi kulit dari iritasi dan ruam, bahkan cocok untuk kulit sensitif bayi baru lahir. Hypoallergenic dan teruji secara dermatologis, krim ini bisa menjadi tambahan yang baik dalam perawatan kulit si Kecil.
5. Gunakan Handuk dan Pakaian yang Bersih
Pastikan semua yang bersentuhan dengan kulit si Kecil, seperti handuk, pakaian, dan kain bedong, selalu bersih dan kering. Hindari penggunaan handuk yang lembap atau belum kering sepenuhnya, karena bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Kapan Saat Harus Memeriksakan ke Dokter?
Meski bruntusan pada bayi biasanya tidak berbahaya, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian lebih. Kulit bayi yang sensitif kadang bisa bereaksi lebih serius, dan di sinilah peran dokter menjadi sangat penting. Berikut adalah beberapa tanda yang sebaiknya tidak diabaikan:
Jika bintik-bintik kecil pada kulit si Kecil tidak membaik setelah beberapa bulan, dan mulai menyebar di area yang tidak wajar, seperti kelopak mata¹⁺² sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Bila bruntusan disertai dengan demam, bayi rewel terus-menerus, atau terlihat tidak nyaman, bisa jadi ada masalah lain yang perlu diperiksa. Kondisi ini mungkin menunjukkan adanya infeksi atau alergi yang lebih serius.
Apabila bintik-bintik bruntusan mengeluarkan nanah, kulit di sekitarnya memerah, bengkak, atau terasa hangat saat disentuh³.
Jika setelah menjaga kebersihan kulit, mengatur suhu ruangan, dan menggunakan produk perawatan lembut bruntusan tetap tidak membaik.
Jika bruntusan disertai dengan kulit yang sangat kering hingga pecah-pecah atau bayi sering menggaruk sampai iritasi⁵.
Bila bruntusan membuat bayi sangat tidak nyaman hingga sulit makan atau tidur, ini tanda bahwa kondisinya memengaruhi kesejahteraan si Kecil secara keseluruhan.
Menjaga kulit si Kecil tetap sehat dan nyaman memang membutuhkan perhatian khusus, apalagi saat menghadapi kondisi bruntusan. Dengan perawatan yang lembut dan produk yang tepat, dapat membantu mencegah sekaligus mengurangi risiko bruntusan pada bayi.
Produk seperti Zwitsal Hair & Body Bath Aloe Vera, dengan kandungan aloe vera yang lembut dan hypoallergenic, bisa menjadi pilihan untuk menjaga kebersihan sekaligus kelembapan kulit bayi. Untuk area popok, Zwitsal Daily Diaper Cream dapat membantu melindungi kulit dari iritasi akibat kelembapan berlebih. Jika ingin memahami lebih dalam tentang kebutuhan kulit si Kecil, Zwitsal juga menyediakan program Analisa Kulit si Kecil (AKSI) yang dapat memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai.
Namun, lebih dari sekadar produk, perhatian penuh dan kasih sayang Aybun adalah kunci utama. Kulit bayi yang sehat bukan hanya soal perawatan fisik, tetapi juga bagaimana bayi merasa nyaman dan dicintai. Semangat terus dalam merawat si Kecil ya!
---
Referensi:
- Patricio P. Gallardo Avila; Magda D. Mendez.. 2023. Milia. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560481/
- Karla C. Guerra; Alicia Toncar; Karthik Krishnamurthy. 2024. Miliaria. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/
- Euripides Roques; Rebecca Ward; Magda D. Mendez. 2023. Erythema Toxicum. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470222/
- Charla N. Poole; Vanessa McNair. 2023. Infantile Acne. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541124/
- Anthonella B. Benitez Ojeda; Magda D. Mendez.2023. Diaper Dermatitis. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559067/
- Danielle R Davari, Elizabeth L Nieman, Diana B McShane , Dean S Morrell. 2020. Current Perspectives on the Management of Infantile Atopic Dermatitis. Diambil dari: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7652565/