21 Juli 2025
Ruam kecil yang muncul di pipi atau lipatan tubuh si Kecil kadang terlihat sepele. Bahkan, sekilas hanya seperti kemerahan biasa. Tapi tahukah Aybun, tidak semua ruam itu "biasa"? Bisa jadi itu tanda awal alergi kulit pada bayi, kondisi yang sering tersamarkan karena gejalanya mirip dengan iritasi ringan atau ruam popok.
Jika tidak dikenali sejak dini, alergi ini bisa memengaruhi kenyamanan, bahkan tumbuh kembang si Kecil. Yuk, kenali ciri-ciri alergi kulit pada bayi yang sering dikira ruam biasa agar Aybun bisa memberikan penanganan yang tepat sejak awal.
Apa Itu Alergi Kulit pada Bayi?
Alergi kulit pada bayi adalah reaksi sistem imun terhadap zat tertentu yang dianggap berbahaya oleh tubuh, padahal sebenarnya tidak. Zat pemicu ini disebut alergen dan bisa berasal dari makanan seperti susu formula, udara, debu, bahan kimia dalam sabun atau detergen, bahkan dari pakaian.
Reaksi pada kulit bisa muncul dalam bentuk ruam alergi bayi, kulit kemerahan, bentol, hingga gatal ekstrem. Salah satu bentuk paling umum adalah dermatitis atopik bayi yang kerap muncul di pipi, dada, atau lipatan kulit.
Apa Ciri Alergi Kulit pada Bayi dan Gejala yang Perlu Diwaspadai?
Ruam memang sering muncul pada bayi, tapi beberapa tanda bisa jadi petunjuk bahwa ini bukan iritasi biasa. Penting bagi Aybun untuk mengenali gejala alergi kulit pada bayi sejak awal agar bisa segera mengambil langkah yang tepat.
1. Kulit tampak merah dan kering, terutama di pipi atau lipatan siku
Ini adalah ciri umum pada bayi dengan eksim atau dermatitis atopik, yang sering disangka ruam biasa. Eksim atopik adalah salah satu bentuk alergi kulit pada bayi yang paling umum.
Menurut studi yang dilakukan Jantsch (2021), sekitar 80% kasus dimulai di tahun pertama kehidupan¹ dan bisa berkembang menjadi kondisi kronis jika tak ditangani. Kulit bayi bisa terasa kasar, bersisik, hingga mengelupas. Kondisi ini biasanya muncul di area wajah, siku, atau belakang lutut.
2. Ruam muncul berulang di lokasi yang sama
Jika ruam terus muncul meski krim sudah dioleskan, kemungkinan besar pemicu awalnya belum dihilangkan. Ruam di leher atau perut yang datang kembali bisa jadi reaksi terhadap sabun, detergen, atau makanan tertentu. Ruam alergi bayi cenderung membandel dan berulang, berbeda dengan iritasi biasa yang mudah hilang.
3. Bayi rewel saat disentuh di area ruam
Alergi biasanya menimbulkan rasa gatal, panas, atau perih yang cukup mengganggu. Saat area tersebut tersentuh, bayi bisa langsung meringis, menangis, atau tampak kesal. Ini jadi salah satu tanda bahwa rasa tidak nyaman dari alergi lebih intens dibanding ruam biasa.
4. Ruam menyebar ke luar area popok atau baju
Jika ruam hanya iritasi biasa, biasanya terbatas di area tertutup atau area yang sering terkena gesekan. Tapi jika muncul di bagian tubuh lain seperti leher, punggung, atau dahi, kemungkinan besar itu adalah reaksi alergi kulit pada bayi. Penyebarannya yang luas menandakan respons sistemik terhadap alergen.
5. Bintik merah disertai kulit menebal atau mengelupas
Reaksi alergi kronis bisa membuat kulit mengalami inflamasi berulang. Akibatnya, kulit bisa menebal, berubah tekstur, atau terlihat kering ekstrem dan mengelupas. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi luka atau iritasi lebih dalam.
6. Gejala muncul setelah makanan atau paparan produk tertentu
Misalnya, setelah si Kecil mencoba susu formula baru, ruam langsung muncul di sekitar mulut atau pipi. Atau setelah menggunakan sabun mandi baru, muncul kemerahan di beberapa bagian tubuh. Gejala ini biasanya muncul dalam hitungan jam setelah terpapar dan cenderung berulang bila pemicunya tidak dihentikan.
7. Ruam tak kunjung membaik meski sudah diberi salep
Jika ruam terus bertahan lebih dari tiga hari walau sudah dioleskan krim anti-iritasi, kemungkinan besar itu bukan ruam biasa. Salep standar biasanya efektif untuk iritasi ringan, tapi kurang bekerja pada reaksi alergi kulit pada bayi. Ini saatnya Aybun mempertimbangkan pemeriksaan lebih lanjut atau mengganti jenis perawatan kulit bayi.
Segera bawa si Kecil ke dokter jika alergi kulit sudah disertai demam, kulit bernanah, muncul luka terbuka, atau ruam tidak membaik dalam 3 hari. Jangan menunda jika bayi tampak sangat rewel atau tidak nyaman, ya.
Aybun juga bisa memanfaatkan layanan Free Teleconsultation dari Zwitsal untuk bertanya langsung ke dokter anak, tanpa harus keluar rumah. Praktis, cepat, dan tetap aman!
Bagaimana Cara Merawat Kulit Bayi yang Alergi di Rumah
Merawat kulit bayi yang sedang mengalami alergi bisa dilakukan dari rumah dengan langkah-langkah yang sederhana tapi efektif. Kuncinya adalah memilih produk yang tepat, menjaga kebersihan, dan memastikan kulit si Kecil tetap terlindungi. Berikut beberapa cara yang bisa Aybun lakukan:
1. Mandikan bayi dengan sabun yang lembut dan bebas iritan
Gunakan air hangat dan hindari sabun dengan pewangi buatan atau kandungan kimia yang keras untuk kulitnya. Gunakan sabun bayi yang formulanya lembut seperti Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey. Sabun ini akan membantu membersihkan kulit dengan lembut sambil menjaga kelembapannya, sehingga tidak memperparah kondisi kulit yang sensitif.
Sabun bayi ini diperkaya dengan Ekstrak Madu serta 6x Prebiotic Moisturizer untuk melembapkan kulit bayi yang kering dan melindungi dari kekeringan. Sudah teruji oleh dokter kulit dan dokter anak, serta bebas paraben dan SLS/SLES.