Lewati ke:
9 September 2025
Bun, pernah lihat si Kecil tiba-tiba mengeluarkan sedikit susu atau cairan dari mulutnya setelah menyusu? Nah, itulah yang disebut gumoh. Meski kadang bikin cemas karena terlihat seperti gangguan pencernaan, kenyataannya sebagian besar kasus gumoh tidak berbahaya, kok.
Kondisi ini biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia dan kematangan sistem pencernaan si Kecil. Namun, penting untuk memahami kenapa bayi sering gumoh, perbedaannya dengan muntah, serta langkah-langkah pencegahannya agar Bunda lebih tenang merawat si Kecil.
Apa Itu Gumoh pada Bayi?
Gumoh pada bayi adalah keluarnya sedikit cairan atau susu dari mulut si Kecil, biasanya terjadi beberapa saat setelah menyusu. Ini terjadi karena katup di antara kerongkongan dan lambung bayi belum berkembang sempurna, sehingga cairan mudah kembali naik.
Kondisi ini wajar sekali dialami oleh bayi di bulan-bulan awal kehidupannya. Selama gumoh hanya sedikit, tidak disertai tanda bahaya, dan si Kecil tetap ceria, Bunda tidak perlu khawatir, ya. Seiring waktu, sistem pencernaan bayi akan semakin matang dan frekuensi gumoh pun akan berkurang.
Kenapa Bayi Sering Gumoh?
Ada alasan kenapa bayi sering gumoh di masa awal kehidupannya. Tubuhnya sedang beradaptasi, dan sistem pencernaannya belum sekuat orang dewasa.
Menurut penelitian yang dilakukan Yourkavitch dkk. di Children (2016), gumoh atau regurgitasi adalah hal yang sangat umum dialami bayi¹. Bahkan, hingga 73% bayi sehat mengalaminya setidaknya sekali sehari di bulan pertama kehidupannya, dan angka ini menurun menjadi sekitar 50% saat usia lima bulan.
Menariknya, bayi yang mendapat ASI cenderung mengalami gumoh yang lebih singkat dibanding bayi yang mendapat susu formula. Hal ini karena ASI lebih cepat dicerna, sehingga susu tidak terlalu lama berada di lambung dan risiko gumoh pun berkurang.
Penyebab Bayi Sering Gumoh
Penyebab gumoh pada bayi umumnya terkait dengan pencernaan yang belum matang, posisi menyusui, hingga cara bayi menelan susu. Berikut beberapa faktor penyebab gumoh bayi yang perlu Aybun pahami:
Sistem pencernaan belum matang
Saluran pencernaan bayi masih belajar bekerja dengan baik, sehingga susu lebih mudah kembali naik ke mulut.
Katup lambung belum kuat
Katup penghubung kerongkongan dan lambung yang biasa disebut sfingter esofagus belum sepenuhnya menutup rapat.
Posisi menyusu kurang tepat
Menyusu sambil berbaring atau posisi kepala terlalu rendah bisa membuat susu lebih mudah keluar kembali.
Minum susu terlalu cepat atau terlalu banyak
Perut bayi yang masih kecil bisa "kaget" kalau diisi terlalu penuh dalam waktu singkat.
Bayi menelan udara saat menyusu
Udara yang masuk saat menyusu akan membuat perut terasa penuh dan mendorong cairan keluar.
Kalau sudah tahu penyebabnya, Bunda tentu bisa lebih tenang dan tahu langkah-langkah sederhana untuk membantu mengurangi gumoh.
Kapan Gumoh Masih Normal dan Kapan Perlu Waspada?
Kadang, sulit juga membedakan apakah si Kecil sedang muntah sungguhan atau hanya gumoh? Coba Bunda perhatikan perbedaan keduanya, yuk.
Gumoh:
Volume cairan yang keluar sedikit
Terjadi segera setelah menyusu
Bayi tetap terlihat nyaman dan aktif
Muntah:
Volume cairannya banyak dan keluar dengan tekanan
Bisa terjadi kapan saja, tidak hanya setelah menyusu
Sering disertai tanda tidak nyaman, rewel, atau lemas
Jika yang terjadi adalah gumoh, umumnya tidak berbahaya dan biasanya akan berkurang seiring pertumbuhan si Kecil. Tetapi, segera periksakan ke dokter jika tanda-tandanya mengarah ke muntah, apalagi disertai gejala seperti demam atau penurunan berat badan.
Bunda juga perlu waspada jika cairan yang keluar berwarna hijau atau bercampur darah, si Kecil mulai menolak menyusu, atau gumoh terus terjadi setelah usianya 6 bulan. Perhatikan juga tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, tidak ada air mata saat menangis, kulit dan mulut kering, jarang buang air kecil, atau tubuh tampak lemas. Segera ke dokter, ya!
Cara Mengurangi Gumoh pada Bayi
Meski gumoh adalah hal yang umum, ada beberapa langkah sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk menguranginya:
1. Pastikan posisi menyusui sudah benar
Saat menyusu, coba posisikan kepala bayi sedikit lebih tinggi dari perutnya. Posisi menyusui ini akan membantu susu mengalir lancar ke lambung dan mengurangi kemungkinan cairan kembali naik ke tenggorokan.
2. Jangan terburu-buru saat menyusu
Biarkan si Kecil menyusu dengan ritme yang nyaman. Menyusu terlalu cepat bisa membuat perutnya terisi berlebihan dalam waktu singkat dan memicu rasa tidak nyaman. Hal inilah yang bisa mendorong bayi sering gumoh.
3. Sendawakan bayi setelah menyusu
Gendong bayi dalam posisi tegak, lalu tepuk punggungnya perlahan dengan gerakan lembut. Cara mengurangi gumoh pada bayi ini akan membantu udara keluar dari perut, sehingga susu tidak terdorong kembali ke atas.
4. Hindari langsung membaringkan bayi
Setelah menyusu, gendong tegak si Kecil selama 20-30 menit agar susu punya waktu turun ke lambung dengan baik. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Allergy Asthma Immunology Research (2012) menunjukkan bahwa posisi tegak belum tentu mengurangi frekuensi gumoh, tetapi dapat membantu mengurangi gejala pernapasan yang kadang menyertai refluks, seperti batuk atau napas berbunyi².
Dengan begitu, bayi bisa merasa lebih nyaman dan Bunda punya waktu ekstra untuk memberikan tepukan atau pelukan hangat.
5. Gunakan pakaian yang longgar di area perut
Pakaian yang tidak menekan perut akan membuat bayi lebih nyaman, membantu pernapasannya tetap lega, dan mengurangi risiko tekanan pada lambung. Jadi, hindari membedongnya dengan erat setelah menyusu, ya.
6. Berikan pijatan lembut
Pijatan ringan di kaki, tangan, dan perut bayi tidak hanya membuatnya rileks, tapi juga membantu melancarkan pencernaan sehingga risiko gumoh bisa berkurang. Agar pijatan terasa nyaman sekaligus menjaga kelembapan kulit, Bunda bisa menggunakan Zwitsal Baby Oil.
Diperkaya Mineral Oil, Aloe Vera, dan Vitamin E, formulanya menutrisi dan melembutkan kulit si Kecil, serta sudah teruji hypoallergenic sehingga aman untuk kulit bayi yang sensitif. Selain untuk pijat, baby oil ini juga bermanfaat melembutkan kulit kering dan membantu membersihkan cradle cap (kerak kepala) pada bayi. Multifungsi, Bun!
7. Atur porsi susu sesuai kebutuhan
Perut bayi berukuran kecil, jadi memberi susu terlalu banyak bisa membuatnya tidak nyaman dan memicu gumoh. Perhatikan tanda kalau bayi sudah kenyang, misalnya si Kecil melepas puting atau menutup mulut, agar asupan pas dan pencernaannya tetap nyaman.
Selain langkah pencegahan, perawatan setelah gumoh juga penting. Segera bersihkan area mulut, pipi, dan leher bayi agar terjaga kebersihannya dan bebas iritasi. Bunda bisa memilih Zwitsal Hair & Body Bath Aloe Vera, sabun cair sekaligus sampo yang lembut tanpa SLS/SLES, teruji hypoallergenic, dan aman untuk kulit sensitif newborn.
Diperkaya 4x Prebiotic Moisturizer, Ekstrak Aloe Vera, dan Pro Vitamin B5, formulanya membantu menjaga kelembapan alami kulit serta melindunginya dari kekeringan setelah kulitnya dibersihkan dari sisa gumoh.
Bayi sering gumoh, yaitu mengeluarkan sedikit susu atau cairan dari mulut setelah menyusu, adalah hal yang sangat umum dan biasanya tidak berbahaya, Bun. Kondisi ini terjadi karena otot saluran pencernaannya belum berkembang sempurna. Dengan memahami perbedaan gumoh dan muntah, Bunda bisa lebih tenang dan tahu kapan cukup melakukan perawatan di rumah. Setelah gumoh, coba beri si Kecil sentuhan lembut dan jaga kulitnya tetap nyaman agar ia merasa aman, tenang, dan kembali ceria!
Referensi:
1. Jennifer Yourkavitch, Sabrina Zadrozny, Valerie L. Flax. 2016. Children: Reflux Incidence among Exclusively Breast Milk Fed Infants: Differences of Feeding at Breast versus Pumped Milk. Diambil dari https://doi.org/10.3390/children3040018
2. Woo Jin Jung, Hyeon Jong Yang, Taek Ki Min, dkk. 2012. Allergy Asthma Immunology Research: The Efficacy of the Upright Position on Gastro-Esophageal Reflux and Reflux-Related Respiratory Symptoms in Infants With Chronic Respiratory Symptoms. Diambil dari https://doi.org/10.4168/aair.2012.4.1.17