Bunda
pasti merasa harap-harap cemas ketika waktu perkiraan persalinan semakin dekat.
Bunda merasa tak sabar menanti kelahiran si kecil. Pada saat yang sama, Bunda
juga merasa cemas menghadapi proses persalinan.
Jika
ini kehamilan pertama, mungkin Bunda bertanya-tanya bagaimana ciri-ciri
kontraksi yang menjadi pertanda proses persalinan sudah dimulai? Saat kontraksi
mulai terasa, apa yang terjadi pada tubuh Bunda? Perlukah Bunda langsung pergi
ke rumah sakit saat kontraksi terjadi?
Untuk mempersiapkan diri menjelang persalinan, yuk cari tahu tentang kontraksi kehamilan selengkapnya di sini.
Apa Itu Kontraksi?
Sebelum
kontraksi mulai terjadi, Bunda akan merasakan rasa nyeri yang mirip dengan rasa
sakit yang Bunda alami saat menstruasi. Kontraksi terjadi ketika otot rahim
meregang dan mengerut untuk membuka jalan rahim dan mendorong bayi ke leher
rahim. Saat kontraksi terjadi, tahap persalinan pun dimulai.
Setelah
mengetahui apa itu kontraksi? Berikut ini beberapa ciri kontraksi yang terjadi
menjelang proses melahirkan :
1. Intensitas kontraksi berangsur semakin
kuat
Intensitas
kontraksi persalinan akan terus bertambah kuat dengan semakin dekatnya waktu
persalinan. Rasa sakit bahkan tidak akan berkurang walaupun Bunda sudah
mengubah posisi atau melakukan aktivitas apa pun.
2. Kontraksi semakin sering dan semakin lama
Frekuensi
dan durasi kontraksi persalinan akan terus bertambah. Awalnya kontraksi terjadi
dengan durasi sekitar 30-45 detik dan jarak antarkontraksi sekitar 5-30 menit.
Semakin besar pembukaan, kontraksi akan terasa semakin kuat dengan frekuensi
semakin sering dan durasi lebih lama, sekitar 45-60 detik dan jarak
antarkontraksi 3-5 menit.
3. Rasa sakit pada punggung bawah
Pada
awal proses persalinan, janin yang bergeser akan mulai menekan tulang belakang.
Karena itu, awalnya kontraksi akan terasa pada bagian punggung bawah, lalu
menyebar hingga perut bagian bawah. Beberapa wanita bahkan mengatakan rasa
sakit saat kontraksi dirasakan pula hingga ke pinggang dan paha.
4. Ada bercak darah
Kontraksi
persalinan bisa dibarengi dengan bercak darah dari vagina. Ketika rahim mulai
membuka, gumpalan lendir lengket pada dinding rahim akan keluar bercampur
darah. Hal ini menjadi salah satu tanda Bunda akan segera menjalani proses
persalinan.
5. Pecah ketuban
Pada 15 persen proses persalinan, kontraksi dibarengi dengan ketuban yang pecah. Bisa jadi juga ketuban Bunda paru pecah selama proses persalinan atau dipecahkan oleh dokter Bunda. Namun, kalau kontraksi yang Bunda rasakan dibarengi dengan ketuban yang pecah, bisa dipastikan kontraksi yang Bunda rasakan adalah kontraksi yang sebenarnya.
Penyebab Kontraksi
Penyebab
utama terjadinya kontraksi tentunya adalah proses persalinan yang mulai
berjalan. Meski demikian, sebenarnya ada hal lain pula yang menyebabkan
terjadinya kontraksi, di antaranya adalah:
1. Hubungan intim
Kontraksi
yang sebenarnya merupakan bagian dari tahapan persalinan yang dimulai dengan
dilepaskannya hormon prostaglandin dan oksitosin secara alami. Hormon ini
memicu kontraksi dan rangkaian hal lain yang mempersiapkan tubuh Bunda untuk
proses persalinan.
Saat
berhubungan intim, tubuh Bunda mengeluarkan hormon oksitosin secara alami. Di
sisi lain, sperma juga mengandung hormon prostaglandin. Kedua hal ini bisa
menyebabkan terjadinya kontraksi pada Bunda yang sedang hamil.
2. Rangsangan pada puting
Pijatan
lembut pada puting memicu pelepasan hormon oksitosin yang mendorong terjadinya
kontraksi pada rahim. Hal ini bahkan terjadi ketika Bunda telah melahirkan si
kecil. Saat menyusui si kecil setelah melahirkan, rangsangan pada puting Bunda
akan menyebabkan kontraksi yang membantu mengembalikan rahim ke ukuran semula.
3. Akupuntur
Terapi
akupuntur biasanya dilakukan untuk merangsang energi dalam tubuh menggunakan
jarum tipis yang ditusukkan ke titik tertentu pada tubuh. Energi dalam tubuh
akan bertindak atas fungsi sistem atau organ tertentu. Hal ini dapat merangsang
aktivitas rahim dan pergerakan bayi sehingga bisa memicu kontraksi.
4. Berjalan
Aktivitas
berjalan membantu bayi bergerak ke bawah menuju panggul Bunda sehingga leher
rahim akan mulai terbuka sebagai jalan rahim. Hal ini kemudian memicu oksitosin
yang menyebabkan kontraksi.
Mengetahui penyebab kontraksi akan membantu Bunda lebih berhati-hati, demi menghindari kontraksi di usia kehamilan terlalu dini yang bisa menyebabkan persalinan prematur. Sebaliknya, kalau usia kehamilan sudah cukup, bahkan hampir melewati due date, Bunda bisa melakukan hal-hal di atas untuk memicu persalinan secara alami. Tentu saja Bunda harus berkonsultasi pada dokter kandungan dulu, ya.
Cara Mengatasi Rasa Sakit saat
Terjadi Kontraksi Melahirkan
Kontraksi
persalinan memang akan terasa sakit, dan rasa sakitnya akan terasa semakin kuat
ketika pembukaan semakin membesar. Masalahnya, waktu yang dibutuhkan mulai dari
pembukaan 1 hingga 10 biasanya membutuhkan waktu yang lama. Tahap ini bisa
berlangsung maksimal 20 jam pada Bunda yang baru mengalami kehamilan pertama!
Padahal Bunda harus menyimpan energi untuk tahap persalinan berikutnya, yaitu
tahap mengejan atau mendorong bayi. Tahap kontraksi jelas tak boleh
menghabiskan energi Bunda.
Memang
tidak banyak yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi rasa sakit yang Bunda
rasakan. Bunda bisa mencoba melakukan beberapa hal berikut untuk membantu
Bunda:
1. Teknik pernapasan
Teknik
pernapasan saat persalinan biasanya dipelajari di kelas prenatal yang bisa
Bunda ikuti sejak semester ke-2. Selain mengatasi kontraksi persalinan, teknik
pernapasan juga memastikan janin mendapatkan oksigen yang cukup. Ini menjadikan
tubuh tetap mendapatkan aliran darah dan pasokan nutrisi yang dibutuhkan.
2. Oksigen
Teknik
pernapasan memang bisa membantu Bunda. Namun, saat intensitas rasa sakit
semakin kuat, dokter biasanya akan memberikan Bunda tambahan oksigen agar
persalinan berjalan dengan lancar. Bila mendapatkan oksigen cukup, Bunda bisa
mendapatkan energi yang cukup pula.
3. Rileks
Membaca
buku, mendengarkan musik, menonton TV, atau aktivitas lain yang membuat Bunda
merasa rileks akan melepaskan hormon endorfin yang membantu mengurangi rasa
sakit. Berpelukan dengan pasangan juga bisa membantu, lho.
4. Pijat
Minta
suami atau pendamping Bunda saat melahirkan untuk memijat bagian bawah punggung
atau bagian bahu Bunda untuk mengurangi rasa sakit. Pijatan juga membuat Bunda
merasa rileks dan membantu tubuh melepaskan hormon endorfin. Agar lebih aman,
pastikan kepada dokter kandungan atau bidan, apakah daerah tubuh yang boleh
dipijat tanpa menghambat atau membahayakan proses persalinan.
5. Ubah posisi
Ada
beberapa posisi yang bisa membuat Bunda merasa lebih nyaman sekaligus membantu
proses persalinan. Bunda bisa mencoba berdiri atau menggerakkan pinggul untuk
membantu bayi bergerak ke bawah. Bunda juga bisa memperlebar jalan keluar bayi
dengan cara berlutut dengan salah satu kaki diangkat dan telapak tangan
menempel pada lantai. Tidur menyamping atau menungging juga bisa Bunda coba.
Hindari posisi telentang yang akan membuat kontraksi terasa lebih lama dan
menyakitkan.
6. Kehangatan
Rasa
hangat membuat otot Bunda menjadi lebih rileks dan meringankan rasa sakit.
Bunda bisa mencoba mandi air hangat, kompres air hangat, atau menempelken botol
berisi air panas pada tubuh Bunda. Agar lebih aman, botol air panas sebaiknya
dibungkus dengan handuk atau kain tipis dulu, ya.
Ciri-ciri Kontraksi Palsu
Kontraksi
palsu atau kontraksi Braxton-Hicks adalah hal normal yang terjadi pada
kehamilan Bunda. Kontraksi ini biasanya terjadi saat kandungan berusia di atas
34 minggu, tapi kadang terjadi pula pada usia kehamilan trimester ke-2.
Bisa
dibilang kontraksi palsu ini merupakan cara tubuh Bunda mempersiapkan diri
untuk menghadapi persalinan. Kontraksi ini memang “menipu” karena persalinan
tidak benar-benar akan terjadi. Namun, rasa sakit yang Bunda rasakan sekilas
serupa dengan kontraksi yang sebenarnya.
Bagaimana
cara membedakan kontraksi palsu dengan kontraksi yang sebenarnya? Berikut
adalah ciri-ciri kontraksi palsu:
1. Tidak sakit
Braxton-Hicks
memang membuat Bunda merasa tidak nyaman. Namun, intensitas rasa sakit
kontraksi palsu tidak sekuat kontraksi sebenarnya.
2. Frekuensi tidak rutin
Kontraksi
kehamilan yang sebenarnya terjadi dengan frekuensi rutin. Kalau kontraksi yang
Bunda rasakan terjadi dengan tidak teratur, dengan jarak berbeda-beda,
kadang-kadang cepat dan kadang lama, kemungkinan kontraksi yang Bunda rasakan
adalah kontraksi palsu.
3. Jarak antarkontraksi tidak berkurang
Bila
waktu persalinan semakin mendekat, jarak antarkontraksi yang Bunda rasakan akan
semakin berkurang. Hal ini tidak terjadi kalau kontraksi yang Bunda rasakan
adalah Braxton-Hicks.
4. Kontraksi berhenti atau berkurang bila
Bunda mengubah posisi
Saat
merasakan kontraksi, coba ganti posisi tubuh Bunda. Cari posisi lain yang lebih
nyaman. Kalau kontraksi berhenti dan tidak kembali lagi, kontraksi yang Bunda
rasakan adalah Braxton-Hicks.
5. Durasi kontraksi tidak bertambah lama
Durasi
kontraksi menjelang persalinan akan terus bertambah lama seiring bertambahnya
pembukaan rahim Bunda. Hal ini tidak akan terjadi pada kontraksi palsu.
6. Intensitas kontraksi tidak bertambah kuat
Kalau
intensitas rasa sakit kontraksi yang Bunda rasakan tidak bertambah kuat,
kontraksi yang Bunda rasakan adalah kontraksi palsu.
7. Kontraksi hanya terasa di bagian depan
perut
Pada
kontraksi palsu, kontraksi hanya terasa di bagian depan perut dan pelvis. Pada
kontraksi persalinan yang sebenarnya, kontraksi mulai terasa di bagian punggung
bawah dan bergerak ke bagian depan perut.
Pemicu Terjadinya Kontraksi Palsu
Kontraksi
Braxton-Hicks memiliki peran dalam mengalirkan darah ke plasenta. Walaupun
tidak mengakibatkan pembukaan rahim yang berujung pada proses persalinan,
kontraksi ini bisa memiliki peran dalam pelemasan rahim. Ada beberapa hal yang
bisa menjadi pemicu terjadinya kontraksi palsu, di antaranya:
1. Saat
Bunda atau janin sangat aktif
2. Bila
seseorang menyentuh perut Bunda
3.
Dehidrasi
4.
Kantung kemih Bunda terlalu penuh
5.
Hubungan intim
Kalau
Bunda mengalami Braxton-Hicks, Bunda tentu akan merasa tidak nyaman. Bunda bisa
mengatasi rasa tidak nyaman ini dengan berjalan selama beberapa saat. Atau
sebaliknya, kalau Bunda mengalami Braxton-Hicks saat sedang berjalan atau
melakukan aktivitas lain, cobalah untuk rileks dan beristirahat. Bunda juga
bisa mencoba mandi air hangat, mendengarkan musik, menikmati teh atau susu
hangat, atau aktivitas lain yang bisa membuat Bunda lebih rileks.
Proses
persalinan memang proses yang sulit dan penuh perjuangan. Wajar saja Bunda
merasa khawatir dalam menghadapinya. Dengan persiapan yang cukup dan pendamping
serta dokter yang siap, proses persalinan bisa berjalan dengan lancar. Hal
penting adalah Bunda tidak merasa stres karena justru bisa berdampak buruk
terhadap proses persalinan Bunda.
Ingat
bahwa setelah proses persalinan berakhir, Bunda akan bertemu dengan bayi kecil
yang berada dalam perut Bunda selama 9 bulan. Rasa bahagia yang akan Bunda
rasakan pasti akan sebanding dengan perjuangan Bunda selama proses persalinan.
Sumber:
americanpregnancy.org/labor-and-birth/braxton-hicks/
hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/ciri-kontraksi-palsu-tanda-melahirkan/
hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/8-hal-yang-dapat-memicu-melahirkan/
whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/labor-contractions.aspx
bidanku.com/tanda-tanda-akan-melahirkan
alodokter.com/komunitas/topic/berapa-lama-pembukaan-ke-2-10-anak-pertama
doktersehat.com/mengenali-jenis-jenis-kontraksi-saat-hamil/
bidanku.com/yuk-ibu-hamil-berlatih-olah-nafas
alodokter.com/kurangi-nyeri-persalinan-tanpa-disuntik
ayahbunda.co.id/kehamilan-gizi-kesehatan/belajar-nafas-lagi-si-ibu-hamil
bidanku.com/proses-melahirkan-apa-yang-terjadi-pada-fase-pembukaan
webmd.com/baby/guide/true-false-labor#1
healthline.com/health/pregnancy/types-of-contractions#7
alodokter.com/nyeri-persalinan-bisa-diatasi