Lewati ke:
21 Juli 2025
Kulit bayi yang masih tipis dan sensitif memang butuh perhatian ekstra, apalagi di area popok yang selalu tertutup dan lembap. Tak heran jika ruam popok jadi salah satu masalah kulit yang paling sering dialami si Kecil. Meski terlihat sepele, ruam popok bisa membuat bayi tidak nyaman, rewel, bahkan berisiko infeksi jika dibiarkan. Penting bagi Aybun untuk tahu bahwa ada beberapa jenis ruam pada popok bayi. Masing-masing pun punya penyebab, ciri, dan cara penanganan yang berbeda. Lewat artikel ini, yuk kenali perbedaannya agar perawatan kulit si Kecil bisa lebih tepat dan menyeluruh.
Apa Itu Ruam Popok?
Ruam popok adalah bentuk peradangan kulit yang muncul di area tertutup popok, seperti bokong, lipatan paha, dan sekitar kelamin. Kulit tampak kemerahan, iritasi, kadang bengkak, mengelupas, atau bahkan bernanah jika sudah parah.
Penyebabnya bisa karena kulit terlalu lembap, gesekan berulang, reaksi terhadap popok atau produk tertentu, hingga infeksi. Karena itulah penting untuk mengenali jenis ruam popok pada bayi agar penanganannya tepat dan kulit si Kecil tetap sehat.
Jenis-Jenis Ruam Popok Bayi dan Cara Mengenalinya
Tak semua ruam popok sama. Mengenali jenis dan perbedaannya bisa membantu Aybun menentukan langkah perawatan yang paling tepat. Berikut tiga jenis ruam popok yang umum terjadi dan gejala khasnya:
1. Ruam karena iritasi
Jenis ruam popok pada bayi ini yang paling sering terjadi, umumnya muncul karena popok yang terlalu lama dipakai atau kulit terlalu lembap. Gejalanya berupa kemerahan merata di bokong dan sekitar anus, kadang disertai kulit mengelupas ringan.
Jenis ruam ini biasanya tidak terasa gatal dan akan membaik dalam 2-3 hari dengan perawatan dasar seperti rutin mengganti popok dan menjaga area tetap kering.
2. Ruam karena infeksi jamur
Jika ruam iritasi tak kunjung membaik, bisa jadi ini berkembang menjadi infeksi jamur (Candidiasis). Ruam jenis ini tampak lebih merah menyala dengan batas tegas, dan sering muncul bintik-bintik kecil di sekeliling ruam utama.
Aybun akan sering menemukan ruam ini di lipatan paha atau selangkangan si Kecil. Kondisi ini memerlukan salep antijamur yang diresepkan dokter.
3. Ruam karena alergi atau dermatitis kontak
Terjadi saat kulit bayi bereaksi terhadap bahan tertentu seperti parfum dalam popok, sabun, atau tisu basah. Ruamnya tidak merata dan sering menyebar di luar area popok, seperti perut atau paha bagian luar. Ruam ini juga bisa disertai rasa gatal.
Jika ruam muncul setelah mengganti merek popok atau produk perawatan, kemungkinan besar ini adalah reaksi alergi. Yang perlu diingat, lapisan kulit bayi 30% lebih tipis dari orang dewasa dan ini yang membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan kehilangan kelembapan lebih cepat¹. Karena itu, penting sekali untuk memilih produk perawatan yang memang diformulasikan untuk kulit bayi yang sensitif.
Cara Deteksi Ruam dengan Langkah AKSI
Mengenali jenis ruam popok pada bayi saja belum cukup. Deteksi sejak dini bisa bantu Aybun cegah masalah kulit berkembang lebih serius.
Untuk membantu Aybun, Zwitsal bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Divisi Dermatologi Pediatrik Departemen Dermatologi dan Venereologi FKUI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengembangkan AKSI (Analisis Kulit Si Kecil). Ini adalah panduan praktis untuk deteksi dini masalah kulit bayi dalam 1000 hari pertama kehidupannya.
Ada 4 Langkah AKSI yang bisa dilakukan, yaitu dengan mengecek area kepala, pipi, lipatan, dan area popok:
Cek Ruam dan Lecet: Apakah ada ruam atau lecet di area tersebut?
Cek Tekstur Kulit: Apakah kering, bersisik, ada kemerahan atau bentol?
Cek Luka di Kulit: Apakah ada luka di area tersebut?
Cek Tangisan Si Kecil: Apakah Si Kecil menangis saat suatu area disentuh?
Apabila Aybun menemukan gejala tersebut, maka segera konsultasikan ke dokter.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Kalau Aybun bertanya-tanya, "Kenapa ruam si Kecil tak kunjung sembuh padahal popok sudah sering diganti?", atau "Apakah ini ruam biasa atau infeksi?", itu bisa jadi sinyal bahwa kondisi kulit si Kecil butuh perhatian lebih serius.
Mengenali pola dan lokasi kemunculan ruam bisa membantu Aybun ambil langkah lebih cepat. Namun, saat keraguan muncul atau kondisi ruam makin memburuk, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
Segera jadwalkan sesi ke dokter jika:
Ruam tidak membaik setelah 3 hari meski sudah dirawat
Muncul cairan, luka, atau koreng di kulit
Ruam menyebar luas ke luar area popok
Si Kecil demam, rewel lebih ekstrem, atau tidak mau menyusu
Ruam muncul berulang tanpa penyebab yang jelas
Kalau Aybun tidak yakin harus ke dokter atau cukup melakukan penanganan di rumah, maka bisa manfaatkan Free Teleconsultation dari Zwitsal. Ini adalah layanan gratis untuk berbicara langsung dengan dokter anak secara online. Praktis, cepat, dan bisa bantu Aybun ambil keputusan dengan tenang, tanpa harus keluar rumah!
Bagaimana Cara Mencegah Ruam Popok Kembali Muncul?
Setelah ruam popok berhasil diatasi, langkah berikutnya adalah mencegahnya datang lagi. Karena kulit bayi, terutama di area popok, sangat mudah iritasi jika tidak dirawat dengan benar. Berikut beberapa langkah yang bisa Aybun terapkan sehari-hari:
1. Ganti popok secara teratur
Popok sebaiknya diganti setiap 3–4 jam, atau segera setelah si Kecil buang air. Popok yang dibiarkan terlalu lama dapat memicu kelembapan berlebih dan gesekan. Inilah dua penyebab utama munculnya ruam.
2. Bersihkan area popok dengan lembut
Gunakan tisu basah yang diformulasikan khusus untuk kulit bayi. Pilih yang tidak mengandung alkohol, parfum berlebihan, atau bahan iritatif.
Aybun bisa menggunakan Zwitsal Baby Wipes yang merupakan pilihan aman karena lembut di kulit dan tidak menyebabkan iritasi. Tisu basah khusus bayi ini sudah teruji hypoallergenic, punya pH seimbang, dan tidak mengandung alkohol.
3. Keringkan kulit sebelum memasang popok baru
Setelah dibersihkan, tepuk-tepuk area popok hingga kering dan jangan digosok. Kulit yang lembap umumnya lebih rentan luka dan mudah ditumbuhi jamur.
4. Gunakan krim anti-ruam secara rutin
Aplikasikan krim pelindung setiap kali mengganti popok, bahkan saat kulit bayi terlihat baik-baik saja. Krim anti-ruam ini membantu membentuk lapisan pelindung antara kulit dan urine/feses.
Nah, produk yang bisa Aybun coba untuk mengatasi ruam popok adalah Zwitsal Daily Diaper Cream. Krim untuk mengatasi ruam popok pada bayi ini mengandung Zinc, Vitamin E, dan Canola Oil untuk membantu mencegah iritasi dan meredakan ruam.
Karena sudah teruji secara dermatologis, krim untuk mengatasi ruam popok pada bayi ini aman digunakan setiap hari dan lembut untuk kulit sensitif si Kecil. Oleskan krim ruam popok ini secara tipis. Lalu, oleskan kembali krimnya setiap kali Aybun mengganti popok si Kecil.
5. Biarkan kulit bernapas
Beberapa kali dalam sehari, beri jeda tanpa popok selama 10–15 menit. Udara segar membantu menyeimbangkan kelembapan dan mempercepat pemulihan kulit si Kecil.
6. Pilih popok dengan daya serap tinggi
Popok yang cepat menyerap cairan akan mengurangi risiko kulit lembap terlalu lama. Pastikan ukurannya juga pas; tidak terlalu ketat atau longgar.
7. Waspadai penggunaan produk baru
Kalau Aybun baru saja mengganti merek popok, sabun, atau deterjen lalu tiba-tiba muncul ruam, besar kemungkinan itu merupakan reaksi iritasi atau alergi. Hentikan dulu penggunaannya dan amati apakah ruam membaik.
Merawat kulit bayi, terutama di area popok, memang butuh ketelatenan. Nah, saat Aybun tahu jenis ruam popok pada bayi, memilih perawatan yang sesuai, dan memahami kondisi kulit si Kecil lewat langkah AKSI, semuanya bisa lebih terarah. Karena di balik tiap sentuhan lembut dan pilihan produk yang tepat, ada cinta yang tumbuh bersama si Kecil. Semua dimulai dari kulit yang sehat dan nyaman!
Referensi:
1. Tina Lavender, Carol Bedwell, Ediri O'Brien, dkk. 2011. Infant skin-cleansing product versus water: A pilot randomized, assessor-blinded controlled trial. Diambil dari https://doi.org/10.1186/1471-2431-11-35