Lewati ke:
7 Oktober 2024
Morning sickness, yang ditandai dengan mual dan muntah, adalah salah satu gejala kehamilan yang paling umum dan mudah dikenali. Sekitar tiga dari empat wanita hamil mengalaminya. Namun, setiap wanita mengalami morning sickness dengan cara yang berbeda, baik dalam intensitas maupun durasinya. Meski sering dianggap normal, rasa mual dan muntah ini bisa mengganggu aktivitas harian.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasinya agar Bunda bisa menjalani kehamilan dengan lebih nyaman.
Apa Itu Morning Sickness?
Morning sickness adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan mual dan muntah yang sering terjadi selama awal kehamilan, terutama pada trimester pertama. Morning sickness terjadi jam berapa? Waktu terjadinya morning sickness juga bisa bervariasi. Ada yang mulai merasakan mual sesaat setelah bangun tidur, sementara yang lain mungkin merasakannya lebih sering setelah makan atau saat mencium bau tertentu. Jadi, meskipun disebut ‘morning sickness’, gejala ini tidak hanya terjadi di pagi hari dan dapat muncul kapan saja sepanjang hari.
Morning sickness biasanya terjadi karena adanya perubahan hormon selama kehamilan, terutama peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan estrogen. Kondisi ini biasanya mulai terjadi sekitar minggu ke-4 hingga ke-6 kehamilan dan umumnya mereda setelah trimester pertama, sekitar minggu ke-12 hingga ke-14.
Gejala Morning Sickness
Morning sickness pada dasarnya merupakan gejala yang wajar terjadi dan tidak membahayakan. Namun, apabila terjadi secara berlebihan, mual dan muntah pada ibu hamil bisa saja menjadi pertanda munculnya masalah kehamilan lain yang disebut hiperemesis gravidarum. Berbeda dengan morning sickness, hiperemesis gravidarum adalah masalah yang bisa membahayakan kehamilan.
Agar Bunda lebih waspada, simak ciri-ciri morning sickness yang wajar berikut.
1. Terjadi pada Trimester Pertama Kehamilan
Morning sickness adalah gejala yang biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1, tepatnya di minggu ke-6 hingga minggu ke-12 kehamilan. Namun, ada juga beberapa wanita hamil yang mengalami mual dan muntah hingga trimester kedua atau bahkan selama kehamilan berlangsung.
2. Rasa Mual yang Datang dan Pergi
Rasa mual yang Bunda rasakan saat morning sickness umumnya terjadi di pagi hari atau dipicu beberapa hal, misalnya bau tertentu atau rasa lelah. Setelah beberapa saat, rasa mual akan hilang. Kalau mual yang Bunda rasakan berlangsung terus menerus tanpa henti, bisa jadi Bunda mengalami hiperemesis gravidarum.
3. Tidak Membuat Berat Badan Turun
Penurunan berat badan yang terjadi akibat morning sickness biasanya tidak signifikan dan hanya berlangsung beberapa saat. Apabila penurunan berat badan mencapai 2,5-10 kilogram, Bunda harus lebih waspada mengenai kemungkinan adanya masalah hiperemesis gravidarum.
4. Tubuh Relatif Tetap Fit
Walaupun sedikit mengganggu rutinitas, morning sickness tidak sampai membuat Bunda merasa lemas. Bunda pun masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari. Mual dan muntah yang menyebabkan tubuh lemas hingga tidak kuat beraktvitas harus diwaspadai sebagai gejala hiperemesis gravidarum.
5. Nafsu Makan Tidak Terlalu Berubah
Rasa mual memang akan mengurangi nafsu makan Bunda. Meski begitu, masih ada makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi sehingga asupan nutrisi tetap terjaga. Apabila Bunda mengalami hiperemesis gravidarum, nafsu makan akan sepenuhnya hilang. Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi pun akan dimuntahkan kembali.
6. Sensitivitas Terhadap Bau
Banyak wanita hamil mengalami peningkatan sensitivitas terhadap bau, yang dapat memperparah rasa mual.
7. Peningkatan Air Liur (Hipersalivasi)
Hal ini juga dapat terjadi selama morning sickness. Beberapa wanita hamil mungkin akan memroduksi lebih banyak air liur dari biasanya, yang bisa membuat rasa mual semakin parah. Hal ini sering kali disebut sebagai ptyalism gravidarum dan bisa menjadi salah satu dari banyak perubahan tubuh yang dialami selama trimester pertama kehamilan.
Apabila mual dan muntah yang Bunda alami masih sesuai dengan ciri-ciri di atas, Bunda tak perlu khawatir. Sebab, itu merupakan morning sickness yang wajar terjadi dan dialami hampir semua ibu hamil. Biasanya gejala tersebut akan mereda dengan sendirinya setelah memasuki trimester kedua kehamilan.
Namun apabila gejala yang dirasakan jauh lebih hebat hingga memengaruhi kondisi tubuh, ada baiknya Bunda segera berkonsultasi ke dokter. Hal ini untuk mendeteksi adanya kemungkinan masalah hiperemesis gravidarum.
Salah satu ciri hiperemesis gravidarum yang bisa Bunda kenali adalah menurunnya frekuensi buang air kecil dan perubahan warna urine yang lebih gelap. Tak hanya itu, Bunda juga akan sering merasa pusing dan berdebar-debar.
Lalu, apa saja tanda-tanda morning sickness akan berakhir? Tanda-tanda bahwa morning sickness akan berakhir biasanya mulai terlihat saat Bunda memasuki trimester kedua, sekitar minggu ke-12 hingga ke-14. Gejalanya termasuk berkurangnya frekuensi mual dan muntah, peningkatan energi, dan kembalinya nafsu makan.
Bunda mungkin juga akan mulai merasa lebih nyaman secara keseluruhan, dengan penurunan sensitivitas terhadap bau yang sebelumnya mengganggu.
Perubahan ini menunjukkan bahwa tubuh Bunda telah beradaptasi dengan perubahan hormonal kehamilan. Namun, karena setiap kehamilan berbeda, waktu berakhirnya morning sickness bisa bervariasi. Jika gejala tetap parah atau berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Penyebab Terjadinya Morning Sickness
Morning sickness terjadi sebagai reaksi tubuh Bunda terhadap perubahan hormon selama kehamilan. Selain itu, morning sickness juga biasanya dipicu faktor tertentu seperti bau, cuaca panas, stres, atau makanan. Meski wajar terjadi dan dialami hampir semua Bunda, risiko morning sickness akan meningkat pada wanita yang memiliki kondisi berikut ini:
1. Kehamilan Pertama
Bunda yang baru pertama kali mengandung memiliki risiko mengalami morning sickness lebih tinggi. Hal ini karena tubuh Bunda masih beradaptasi dan terkejut dengan berbagai perubahan yang terjadi.
2. Morning Sickness di Kehamilan Terdahulu
Apabila di suatu kehamilan Bunda sering mengalami morning sickness, ada kemungkinan Bunda akan mengalaminya lagi di kehamilan selanjutnya. Sebab, tubuh Bunda mungkin memang memiliki kecenderungan bereaksi terhadap perubahan tubuh dengan cara mual dan muntah.
3. Mengandung Anak Kembar
Morning sickness juga akan lebih berisiko terjadi pada Bunda yang mengandung anak kembar. Hal ini karena hormon hCG yang diproduksi kehamilan kembar lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa.
4. Pengaruh Alat Kontrasepsi yang Mengandung Estrogen
Estrogen dalam pil kontrasepsi oral dikenal memiliki potensi menyebabkan mual dan muntah. Wanita yang mengalami mual dan muntah setelah terpapar estrogen, mungkin juga akan lebih rentan mengalami morning sickness.
5. Sering Mabuk Kendaraan
Apakah Bunda termasuk orang yang mudah mabuk saat naik kendaraan? Jika iya, maka Bunda berpotensi mengalami morning sickness saat hamil nanti. Sering mabuk kendaraan menunjukkan kondisi tubuh Bunda kurang kuat menghadapi perubahan atau guncangan.
Cara Mengatasi Morning Sickness
Mengalami morning sickness secara terus-menerus memang cukup mengganggu. Untunglah gejala mual dan muntah selama hamil ini bisa diatasi dengan beberapa langkah sederhana.
1. Makan Sebelum dan Setelah Bangun Tidur
Asam lambung yang bereaksi di perut kosong juga bisa menyebabkan morning sickness. Karena itu, setelah bangun di pagi hari, segera isi perut dengan camilan seperti biskuit atau makanan favorit Bunda. Sebelum tidur, ada baiknya Bunda juga menikmati camilan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein tinggi.
2. Makan Lebih Sering dalam Porsi Lebih Kecil
Makan terlalu banyak bisa menyebabkan mual dan muntah. Itu sebabnya, Bunda sebaiknya sedikit mengubah pola makan selama kehamilan. Makan dalam porsi lebih kecil tapi sering lebih baik daripada makan dalam porsi besar langsung dalam sekali waktu.
3. Konsumsi Makanan Sehat
Makanan sehat yang tinggi protein dan karbohidrat kompleks membantu mengatasi mual dan muntah. Bunda sebaiknya menghindari dulu makanan yang terlalu berminyak atau fast food karena sulit dicerna dan bisa memicu rasa mual. Penuhi nutrisi harian dengan makanan sehat untuk ibu hamil, misalnya salmon, sayuran hijau, telur, atau daging.
4. Konsumsi Jahe atau Lemon
Makanan atau minuman yang mengandung jahe dan lemon bisa membantu mengatasi mual. Untuk mengatasi morning sickness, selalu siapkan teh lemon, teh jahe, atau permen jahe di mana pun Bunda berada. Apabila mual menyerang, Bunda tak perlu kebingungan lagi.
5. Istirahat Cukup dan Hindari Stres
Kehamilan membawa banyak perubahan yang membuat tubuh lebih mudah merasa lelah. Karena itu, pastikan Bunda selalu beristirahat dengan cukup. Teknik seperti meditasi atau yoga juga bisa membantu mengatasi stres sehingga bisa mengatasi mual.
6. Hindari Pemicu Mual
Setelah beberapa waktu, Bunda biasanya sudah bisa mengenali pemicu mual yang dialami. Apabila setiap mengonsumsi makanan tertentu Bunda selalu mual, selanjutnya hindarilah mengonsumsi makanan tersebut.
7. Pastikan Makan dengan Teratur
Rasa mual mungkin membuat Bunda malas atau terlambat makan. Sayangnya, hal ini justru akan membuat Bunda merasa semakin mual. Karena itu, Bunda harus tetap makan walaupun dalam porsi kecil sehingga perut tetap terisi.
8. Konsumsi Makanan yang Kaya Vitamin B6
Vitamin B6 cukup efektif mengurangi rasa mual dan muntah. Bunda bisa mengonsumsi makanan yang kaya kandungan vitamin B6. Selain itu, Bunda juga bisa meminta suplemen B6 pada dokter kandungan.
9. Hirup Aromaterapi
Aromaterapi menggunakan minyak esensial seperti peppermint, lemon, atau jahe sering digunakan untuk mengurangi mual dan muntah. Beberapa studi menunjukkan bahwa aroma segar dari minyak esensial ini dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi gejala mual. Lemon dan jahe, misalnya, dikenal memiliki sifat antiemetik yang membantu mencegah mual.
Namun, penting untuk menggunakan minyak esensial dengan hati-hati, terutama selama kehamilan. Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli aromaterapi untuk memastikan bahwa aromaterapi aman digunakan dalam dosis yang tepat selama kehamilan.
10. Pilih Camilan Buah Segar
Buah-buahan seperti apel, jeruk, dan pisang dapat membantu mengurangi mual karena mereka kaya akan vitamin, serat, dan cairan yang menjaga tubuh tetap terhidrasi dan membantu pencernaan. Buah-buahan yang tinggi kandungan air, seperti semangka dan mentimun, juga bisa membantu mengurangi rasa mual karena bisa membantu mencegah dehidrasi, yang sering kali memperburuk gejala morning sickness.
Akhirnya, morning sickness merupakan bagian yang memang harus Bunda jalani untuk menyambut kehadiran si Kecil. Walau berat, perjuangan Bunda selama kehamilan tentu sebanding dengan kelahiran buah hati nanti.
Sambil menghadapi morning sickness, jangan lupa juga untuk mempersiapkan kebutuhan si kecil dengan menyediakan Zwitsal Natural Essential Gift Set. Paket ini lengkap dan praktis, karena disesuaikan dengan kebutuhan perawatan dasar si kecil. Ada Baby Bath Hair & Body Aloe Vera dengan 4x Prebiotic Moisturizer yang melembapkan, Baby Shampoo untuk rambut bayi yang tampak tebal dan hitam, Baby Oil untuk melembutkan kulit dan bisa untuk memijat bayi.
Lalu, ada juga Minyak Telon untuk menghangatkan dan meredakan perut kembung, Baby Cologne agar si kecil harum dan segar seharian, serta Baby Skin Protector Lotion untuk melindungi si kecil dari gigitan nyamuk dan serangga.
Di dalam gift set ini, terdapat pula booklet perawatan bayi dan mainan mandi, menjadikannya paket yang komplet untuk membantu Ayah dan Bunda merawat si kecil sehari-hari. Semoga kehamilan Bunda berjalan lancar dan sehat selalu.