Lewati ke:
10 Desember 2025
Perubahan warna pup bayi tentu membuat Ayah dan Bunda khawatir, terutama saat warnanya tiba-tiba berubah, teksturnya lebih cair, atau frekuensinya meningkat. Wajar kalau AyBun ingin tahu mana yang masih normal dan mana yang perlu diperhatikan, apalagi jika kulit area popok mulai tampak sensitif. Yuk, pahami penyebab perubahan warna pup bayi, tanda bahaya yang perlu dicermati, serta cara merawat area popok agar si Kecil tetap nyaman di artikel ini.
Kenapa Warna Pup Bayi Bisa Berbeda-beda?
Ada banyak alasan mengapa warna pup bayi dapat berubah, yang bahkan bisa terjadi dalam minggu yang sama. Sistem pencernaan bayi akan mencapai kematangan secara bertahap, sehingga segala hal yang masuk ke tubuhnya, mulai dari ASI, susu formula, hingga MPASI, dapat memengaruhi warna serta teksturnya.
1. Pengaruh ASI dan susu formula
Bayi yang minum ASI cenderung memiliki pup berwarna kuning mustard dengan tekstur lembek. Sementara itu, bayi yang menerima susu formula biasanya memiliki pup yang lebih padat dengan warna cokelat kekuningan. Komposisi ASI yang mudah dicerna dan perbedaan struktur protein dalam susu formula turut membentuk variasi warna ini.
2. Pencernaan yang masih berkembang
Usus bayi belum bekerja seefisien orang dewasa. Kandungan lemak, gula, hingga enzim dalam ASI atau formula diproses oleh tubuh dengan cara yang unik. Inilah alasan mengapa perubahan warna pup bayi bisa cukup sering terjadi di beberapa bulan pertama kehidupannya, Bun.
3. Pengaruh makanan (baik dari Bunda maupun bayi)
Jika Bunda menyusui dan mengonsumsi makanan tertentu, warna pup bayi bisa ikut berubah. Misalnya makanan berwarna cerah seperti wortel, labu, bit, hingga bayam. Ketika bayi mulai MPASI, warna pup akan semakin variatif mengikuti makanan yang masuk ke sistem cerna.
4. Kondisi tubuh ringan yang umum terjadi
Kadang warna pup bayi berubah karena ia sedang mengalami growth spurt, jadwal menyusu bergeser, atau kondisi tubuh sedang menyesuaikan diri. Perubahan seusia 0-12 bulan masih sangat wajar, terutama bila tidak disertai tanda tidak nyaman.
Apa Saja Warna Pup Bayi dan Artinya?
Bun, setiap kali mengganti popok, AyBun mungkin merasa seperti sedang membaca "petunjuk kecil" dari tubuh si Kecil. Warna pup bayi memang bisa berubah-ubah seiring ia tumbuh, dan masing-masing warna sering membawa cerita tentang apa yang sedang terjadi di sistem pencernaannya. Supaya Ayah dan Bunda lebih tenang, berikut penjelasan yang bisa membantu.
1. Kuning mustard
Pada bayi ASI, pup kuning mustard dengan tekstur lembek dan creamy adalah tanda bahwa pencernaannya bekerja dengan baik. Menurut penelitian yang dilakukan Solasaari dkk. (2024), bayi yang disusui eksklusif memang cenderung memiliki pup berwarna kuning lembut dan lebih cair karena ASI lebih mudah dicerna. Kadang ada bintik-bintik kecil seperti biji, dan hal tersebut umum terjadi di usia ini.
2. Cokelat kekuningan
Kalau si Kecil minum susu formula, warna pup bayi biasanya sedikit lebih gelap. Ini terjadi karena formula dicerna dengan cara yang berbeda dari ASI. Selama teksturnya tidak keras dan si Kecil tetap tampak nyaman, warna ini termasuk normal.
3. Hijau
Warna hijau sering membuat para orang tua bertanya-tanya, tetapi sebenarnya cukup umum. Bisa muncul ketika si Kecil mendapat lebih banyak foremilk, saat jadwal menyusu berubah, atau ketika tubuhnya sedang menyesuaikan diri. Selama si Kecil tidak rewel, warna hijau masih dalam batas aman, kok.
4. Oranye
Saat si Kecil mulai MPASI, warna pup bayi bisa berubah mengikuti makanan. Sayuran berwarna oranye seperti wortel atau labu sering membuat pup tampak oranye juga. Selama tidak ada keluhan lain, warna ini tidak perlu dikhawatirkan, ya.
5. Merah
Warna merah bisa saja berasal dari makanan (misalnya buah naga merah atau bit), baik yang dimakan si Kecil maupun Bunda yang sedang menyusui. Namun, bila warna merah terlihat seperti darah segar, apalagi jika muncul lebih dari satu kali, AyBun perlu memperhatikannya lebih lanjut.
6. Hitam pekat (mekonium)
Pada 1-2 hari pertama setelah lahir, pup bayi biasanya berwarna hitam pekat dengan tekstur lengket. Inilah mekonium, yaitu campuran cairan ketuban dan berbagai zat yang tertelan bayi selama berada di dalam kandungan.
Menurut studi yang dipublikasikan di American Academy of Family Physicians (1999), sebagian besar bayi yang lahir cukup bulan (usia kehamilan sekitar 37-42 minggu) akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, dan hampir semua bayi melakukannya dalam 48 jam pertama².
Warna pup seperti ini hanya normal di masa awal kehidupan. Jika pup hitam pekat muncul lagi setelah fase newborn, AyBun sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak.
7. Putih pucat atau abu-abu
Inilah warna pup bayi yang perlu AyBun perhatikan secara serius. Pup yang sangat pucat atau abu dapat menandakan aliran empedu yang tidak berjalan dengan baik. Jika AyBun melihat warna ini, segera konsultasikan ke dokter, ya.
Seperti Apa Tekstur dan Frekuensi Pup Bayi yang Normal?
Tekstur pup bayi bisa berubah dari hari ke hari, AyBun, dan sebagian besar masih tergolong normal. Bayi ASI umumnya memiliki pup yang lembek dan creamy, kadang dengan butiran kecil yang berasal dari pencernaan lemak. Pada bayi formula, teksturnya cenderung lebih padat dan warnanya sedikit lebih pekat.
Sedikit lendir juga bisa muncul ketika usus sedang menyesuaikan diri. Selama teksturnya tidak berubah ekstrem dan si Kecil tetap tampak nyaman, variasi ini masih wajar terjadi.
Frekuensi pup bayi juga sangat beragam. Bayi ASI bisa pup beberapa kali sehari atau justru tidak pup selama beberapa hari karena ASI diserap tubuh dengan sangat efisien. Sebaliknya, bayi formula biasanya punya pola yang lebih teratur, misalnya satu hingga dua kali sehari.
Selama si Kecil tidak tampak kesakitan, perutnya tidak keras, dan pola minumnya tetap baik, frekuensi seperti ini masih dianggap normal.
Tanda Bahaya yang Perlu AyBun Perhatikan
Meskipun warna pup bayi bisa berubah-ubah dan sebagian besar masih tergolong normal, ada beberapa kondisi yang perlu AyBun perhatikan lebih serius. Tanda-tanda berikut sebaiknya tidak diabaikan karena bisa menunjukkan bahwa pencernaan si Kecil membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
1. Tidak pup selama beberapa hari
Jika bayi tidak pup cukup lama dan terlihat rewel, mengejan berlebihan, atau perutnya terasa keras, kondisi ini bisa menunjukkan gangguan pencernaan yang perlu diperiksa lebih lanjut.
2. Tanda-tanda dehidrasi
Jarang pipis, tampak lesu, bibir kering, atau mata cekung merupakan tanda bahwa tubuh bayi membutuhkan perhatian lebih. Kondisi ini dapat muncul beriringan dengan perubahan warna pup bayi yang tidak umum.
3. Muntah berulang
Muntah berulang terutama bila warnanya hijau atau kuning pekat dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran cerna. Jika AyBun menemukan salah satu dari tanda ini, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga medis.
4. Demam disertai diare cair terus-menerus
Demam yang muncul bersamaan dengan diare cair berulang bisa menjadi tanda bahwa tubuh si Kecil sedang melawan infeksi, terutama jika frekuensi BAB meningkat tajam. Kondisi ini dapat membuat bayi lebih cepat kehilangan cairan.
5. Bayi tampak sangat lemas
Bayi yang tampak tidak responsif, jarang bergerak, atau terlihat tidak seperti biasanya adalah tanda yang perlu diperhatikan dengan serius. Kondisi ini bisa terkait dengan masalah pencernaan atau kondisi kesehatan lain.
Jika AyBun menemukan salah satu tanda di atas, tidak perlu menunggu terlalu lama untuk berkonsultasi. Pemeriksaan sejak awal dapat membantu memastikan kondisi pencernaan si Kecil tetap aman dan membuat AyBun lebih tenang dalam merawatnya.
Bagaimana Cara Membersihkan Area Popok Setelah BAB dengan Lembut?
Area popok adalah salah satu bagian kulit yang punya aktivitas paling "sibuk". Bukan hanya karena terpapar pup dan urine, tapi juga karena sering dibersihkan, sering diganti popoknya, dan sering tergesek. Ketika warna pup bayi sedang berubah atau teksturnya lebih cair, kulit bisa terasa lebih sensitif. Karena itu, perawatan area popok perlu dilakukan dengan lembut dan menyeluruh.
1. Bersihkan tanpa menggosok
Kadang pup yang menempel atau teksturnya creamy membuat AyBun ingin mengusap lebih kuat supaya cepat bersih. Padahal gesekan berulang justru bisa membuat kulit memerah dan perih.
AyBun bisa membersihkan area tersebut dengan cara yang lebih lembut, misalnya menggunakan kapas lembut yang dibasahi air hangat. Metode ini minim gesekan sehingga lebih aman untuk kulit bayi yang sensitif.
AyBun juga bisa mencoba trik "press and lift", yaitu menempelkan kapas sebentar lalu mengangkatnya pelan. Cara ini membantu melonggarkan dan mengangkat kotoran tanpa perlu menggosok, sehingga kulit si Kecil tetap nyaman.
2. Gunakan sabun yang lembut saat mandi
Saat bayi pup lebih sering, area popok otomatis lebih sering dibersihkan. Kalau sabunnya terlalu keras, kulit malah bisa makin kering atau terasa sensitif. Untuk mencegah hal itu, AyBun bisa menggunakan sabun mandi dengan formula lembut seperti Zwitsal Hair & Body Bath Aloe Vera.
Sabun dan sampo ini membersihkan tanpa mengangkat kelembapan alami kulit bayi. Kandungan Ekstrak Aloe Vera, Pro Vitamin B5, dan 4x Prebiotic Moisturizer membantu menenangkan kulit yang sering terpapar pup. Produk ini juga bebas SLS dan paraben, serta teruji lembut oleh dokter kulit dan dokter anak.
3. Pastikan area popok benar-benar kering
Kulit yang lembap dan langsung ditutup popok tentu lebih mudah mengalami iritasi kulit pada bayi. Setelah AyBun memastikan warna pup bayi dan membersihkan area popok, tepuk-tepuk lembut sampai benar-benar kering. Cara ini membantu mengurangi gesekan, menjaga kulit tetap tenang, dan mencegah rasa tidak nyaman di sepanjang hari.
4. Ganti popok secara teratur agar kulit tidak lembap terlalu lama
Ketika bayi pup lebih sering, popok akan lebih cepat penuh. Kulit yang terlalu lama berada dalam kondisi lembap dapat memicu kemerahan dan iritasi ringan.
Mengganti popok lebih sering membantu kulit tetap bersih dan kering. Langkah kecil ini sangat berarti, terutama saat frekuensi pup meningkat atau ketika warna pup bayi sedang berubah karena pola makan dan pencernaan yang masih berkembang.
5. Gunakan krim anti-ruam popok
Semakin sering popok diganti, semakin sering juga kulit bersentuhan dengan tisu, diaper baru, dan usapan pembersih. Rutinitas ini bisa membuat kulit cepat sensitif, apalagi jika pup sedang cair.
Untuk membantu mengurangi gesekan dan mengatasi ruam popok pada bayi, AyBun bisa mengoleskan Zwitsal Daily Diaper & Rash Cream setiap selesai mengganti popok. Krim ini mengandung Zinc Oxide yang membantu meredakan serta mencegah iritasi ringan akibat pemakaian popok. Dilengkapi 3x Multivitamin Complex yang terdiri dari Niacinamide, Vitamin C, dan Vitamin E, krim ini menutrisi kulit dan menjaga kelembapannya.
Formulanya lembut untuk kulit kering maupun sensitif, hypoallergenic, bebas paraben, dan sudah teruji oleh dokter kulit. Krim ini memberikan lapisan perlindungan yang membuat kulit bayi tetap tenang meskipun popok diganti berkali-kali dalam sehari.
Warna pup bayi bisa berubah dari waktu ke waktu dan itu bagian dari proses tumbuh kembangnya. Saat AyBun menjaga area popok tetap bersih dan lembut, si Kecil bisa merasa nyaman untuk beraktivitas maupun beristirahat. Rutinitas sederhana ini membantu menjaga kenyamanan si Kecil setiap hari. Semoga si Kecil selalu sehat, ya!
Referensi:
1. Terhi Solasaari, Katri Korpela, Sohvi Lommi, dkk. 2024. Bowel function in a prospective cohort of 1052 healthy term infants up to 4 months of age. Diambil dari https://doi.org/10.1007/s00431-024-05625-0
2. Vera Loening-Baucke, Ken Kimura. 1999. Failure to Pass Meconium: Diagnosing Neonatal Intestinal Obstruction. Diambil dari https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/1999/1101/p2043.html