Walau
tampak sederhana, menyusui merupakan proses yang tidak mudah. Banyak langkah
yang bisa Bunda lakukan demi melancarkan proses menyusui. Salah satunya adalah
Inisiasi Menyusui Dini (IMD), atau early
latch on.
IMD merupakan metode bayi secara aktif menemukan puting ibunya setelah persalinan. Metode ini memiliki banyak manfaat jangka panjang pada proses menyusui maupun pada kesehatan bayi. UNICEF bahkan pernah menyebut IMD sebagai vaksin pertama bayi. Karena itu, jangan ragu untuk menjalani proses IMD ini ya, Bun.
Tips dan Langkah Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
1. Lakukan Segera Setelah Bayi Lahir
Proses
IMD dimulai segera setelah bayi lahir dan tali pusarnya dipotong, tanpa harus
menunggu bayi ditimbang atau dibersihkan dulu. Bayi diletakkan di perut atau
dada ibunya dengan kepala bayi diposisikan menghadap kepala Bunda.
2. Keringkan Bagian Tubuh Bayi Kecuali
Tangan
Sambil
bayi mulai bergerak ke arah puting susu Bunda, bidan atau suster bisa
mengeringkan tubuh bayi, kecuali bagian kedua tangannya. Hal ini penting karena
bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantu bayi mencari puting susu Bunda
yang memiliki bau yang sama.
3. Beri Waktu Adaptasi untuk Bayi
Proses
inisiasi menyusui dini membutuhkan waktu sekitar 1 jam karena bayi membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Dalam 30 menit
pertama, saat dibiarkan tengkurap di atas perut Bunda, bayi akan tetap diam.
Namun, ia waspada memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Bila ruang bersalin
agak dingin, bayi bisa diselimuti dan dipakaikan topi. Pada dasarnya, kulit Bunda
sudah cukup memberikan kehangatan bagi bayi.
4. Biarkan Bayi Bergerak Mendekati ASI
Setelah
sekitar 30-40 menit, bayi mengeluarkan suara gerakan mengisap, memasukkan
tangan ke mulut, dan mengeluarkan air liur. Ia pun akan menekan-nekan perut
Bunda untuk bergerak ke arah payudara. Bayi juga mulai menggerakkan tangan dan
kakinya untuk berusaha mendekati puting susu dengan mengandalkan indera
penciuman.
5. Beri Waktu Lebih Jika Bayi Belum Berhasil
Setelah
berhasil mencapai puting Bunda, bayi akan mengangkat kepalanya dan mulai
menyusu. Bila setelah 1 jam bayi belum berhasil mencapai puting Bunda, beri
waktu sekitar 30-60 menit lagi.
6. Lakukan Tindakan Lain yang Diperlukan
Proses menyusui pertama biasanya berlangsung tidak lama, sekitar 15 menit saja. Setelah bayi selesai menyusu, barulah dilakukan tindakan lainnya seperti penimbangan dan penyuntikan vitamin K1. Sebaiknya bayi juga dirawat dalam kamar yang sama dengan Bunda agar bisa menyusui sesuai keinginan bayi.
Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Proses
IMD memang membutuhkan waktu tidak sebentar. Tapi, penantian ini akan berbuah
berbagai manfaat bagi bayi. Beberapa manfaat IMD di antaranya adalah:
1. Meningkatkan Peluang Kesuksesan Proses
Menyusui
IMD
menjadi perkenalan pertama Bunda dan bayi terhadap proses menyusui, sehingga
mendorong suksesnya proses menyusui untuk mencapai target ASI eksklusif 6
bulan. Beberapa penelitian menyatakan, Bunda yang menjalani proses inisiasi
menyusui dini cenderung memberikan ASI eksklusif dalam waktu lebih lama.
2. Mencegah Kematian Bayi
Menurut
peneliti dari Inggris, Karen Edmond, IMD dapat mencegah 22% kematian bayi di
bawah usia 28 hari. Bila bayi disusui sejak hari pertama kehidupannya, 16%
kematian bayi di bawah usia 28 hari juga dapat dicegah. Selain itu, bayi
terhindar dari hipotermia (kedinginan) karena kontak dengan kulit Bunda. IMD
juga meningkatkan peluang bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu ASI yang
pertama keluar dan mengandung zat antibodi dan zat lain yang sangat baik bagi
usus bayi.
3. Meningkatkan Sistem Imun Bayi
Sistem
imun bayi yang baru lahir masih sangat lemah. IMD membantu bayi untuk
mendapatkan kolostrum ASI yang kaya antibodi. Selain itu, selama proses IMD,
bayi terpapar bakteri baik pada kulit Bunda yang akan membentuk koloni di usus
dan kulitnya untuk melindungi dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
4. Membantu Menenangkan Bayi
Beberapa
penelitian menyatakan proses IMD atau kontak antarkulit akan membantu bayi
untuk beradaptasi dengan lebih baik setelah proses kelahiran. Jika langsung
dipisahkan dari Bunda, bayi akan merasa stres dan sulit beradaptasi dengan
lingkungannya baru.
5. Membantu Menjaga Kesehatan Bunda
Proses
IMD dan gerakan bayi saat mencari puting susu akan menekan rahim. Hal ini
membantu Bunda mengeluarkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan selama
melahirkan. Selain itu, kontak antara Bunda dan bayi selama proses IMD akan
membuat Bunda merasa lebih tenang serta mengurangi rasa sakit dan trauma yang
Bunda rasakan.
6. Melancarkan produksi ASI
Pada
hari pertama dan kedua setelah kelahiran, kolostrum biasanya belum keluar atau
hanya sedikit. IMD akan membantu mempercepat keluarnya kolostrum dan produksi
ASI, apalagi bila bayi kemudian sering disusui dan diinapkan di kamar yang sama
dengan Bunda.
IMD
memang memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Tapi, tidak semua rumah sakit
dan dokter kandungan menjalankan proses IMD. Karena itu, sebelum bersalin,
lakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Pilih rumah sakit yang
mendukung pemberian ASI eksklusif.
2. Konsultasikan dengan dokter
kandungan mengenai keinginan untuk menjalani proses IMD.
3. Bertemu dengan dokter anak
sebelum melahirkan untuk mendiskusikan keinginan IMD.
Langkah-langkah
di atas penting dilakukan untuk memastikan proses IMD berjalan lancar. Meskipun
sangat penting, kondisi Bunda dan bayi saat menjalankan proses IMD harus
stabil. Pada akhirnya, dokterlah yang memutuskan apakah Bunda dan si Kecil
cukup sehat untuk melakukan proses IMD.
Jika
Bunda mengalami komplikasi saat persalinan atau si Kecil mengalami masalah
kesehatan, bisa jadi proses inisiasi menyusui dini tidak bisa dijalankan. Bila
hal ini terjadi, Bunda jangan terlalu kecewa, ya. Lakukanlah hal terbaik untuk
kesehatan dan keselamatan Bunda dan si Kecil. Semoga persalinan Bunda berjalan
dengan lancar, ya!
Sumber:
id.theasianparent.com/unicef-imd-adalah-vaksin-pertama-bayi/
hellosehat.com/parenting/menyusui/pentingnya-inisiasi-menyusui-dini-pada-bayi/
idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini
idai.or.id/artikel/klinik/asi/cairan-hidup-asi-bagaimana-mengoptimalkan-produksinya