Lewati ke:
25 Juni 2025
Ruam susu, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kulit yang umum pada bayi baru lahir. Meski sering disalahartikan sebagai akibat cipratan ASI, faktanya ruam ini tidak disebabkan langsung oleh air susu ibu. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari riwayat alergi dalam keluarga hingga makanan yang dikonsumsi Bunda saat menyusui. Untuk mengenali gejala dan cara mengatasinya, simak panduan lengkapnya di bawah ini, ya.
Apa Itu Ruam Susu?
Bunda mungkin pernah melihat pipi si Kecil tampak kemerahan atau kering setelah menyusu. Kondisi ini dikenal sebagai ruam susu, dan meskipun cukup sering terjadi, tetap bisa membuat orang tua merasa khawatir.
Ruam susu biasanya muncul di area wajah, seperti pipi, dagu, atau leher. Bentuknya bisa berupa bercak merah, kulit yang terasa kasar, atau tampak bersisik. Meski namanya terdengar seperti reaksi terhadap ASI, sebenarnya penyebabnya lebih berkaitan dengan kulit bayi yang lembap terlalu lama, misalnya karena sisa susu, air liur, atau keringat.
Sebagian besar ruam susu tidak berbahaya dan bisa membaik dengan perawatan ringan di rumah. Tapi pada bayi dengan kulit yang lebih sensitif, ruam pada kulit bayi bisa bertahan lebih lama dan membuat mereka merasa tidak nyaman.
Apa Tanda-tanda Si Kecil Terkena Ruam Susu?
Setiap orang tua tentu ingin melihat kulit bayinya tetap sehat dan nyaman. Namun, saat muncul ruam susu pada bayi, beberapa tanda bisa terlihat jelas dan membuat si Kecil jadi kurang tenang. Berikut beberapa gejala yang penting untuk Bunda perhatikan:
Kulit wajah tampak kering dan bersisik
Area yang paling sering terdampak adalah pipi. Kulit bisa terlihat kasar, mengelupas, atau seperti ada serpihan putih halus.
Kemerahan yang muncul perlahan
Ruam sering diawali dengan rona kemerahan di pipi atau dagu. Warna kulit bisa tampak lebih merah dari biasanya, terutama setelah menyusu.
Si Kecil tampak gelisah atau rewel
Ruam susu pada bayi dapat menimbulkan rasa gatal atau perih, meski si Kecil belum bisa mengungkapkan rasa tidak nyamannya. Ia mungkin jadi lebih gelisah, mudah terbangun, atau susah tidur.
Ruam menyebar ke area lain
Jika tidak segera ditangani, ruam bisa meluas ke leher, lengan, atau tungkai. Biasanya bermula dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh yang sering tergesek atau tertutup.
Kulit bisa terluka jika terus digaruk
Rasa gatal sering membuat bayi refleks mengusap atau menggaruk area yang terkena. Hal ini bisa menyebabkan lecet, bahkan luka terbuka yang lebih rentan terkena infeksi bakteri atau jamur.
Apa Penyebab Ruam Susu pada Bayi?
Setiap bayi memiliki kondisi kulit yang unik. Beberapa bayi memiliki kulit yang lebih sensitif, sehingga lebih mudah mengalami ruam, terutama saat terpapar faktor pemicu tertentu. Berikut beberapa penyebab yang umum:
Sisa ASI atau susu formula yang menempel di area wajah dan tidak segera dibersihkan
Air liur berlebih, terutama pada fase oral ketika bayi mulai sering mengisap tangan atau benda
Suhu dan kelembapan udara yang tinggi, membuat kulit bayi berkeringat dan mudah lembap
Reaksi terhadap sabun, detergen, atau produk perawatan kulit yang tidak cocok untuk kulit sensitif
Riwayat alergi atau eksim dalam keluarga, yang membuat bayi lebih rentan terhadap iritasi kulit
Asupan makanan dari ibu menyusui, terutama jika mengandung alergen seperti susu sapi atau telur
Faktor-faktor ini tidak selalu menyebabkan ruam, tapi bisa memicu iritasi jika tidak diantisipasi dengan perawatan yang sesuai.
Bagaimana Cara Mengatasi Ruam Susu pada Bayi?
Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda ruam, wajar kalau Bunda merasa khawatir. Tapi tenang, sebagian besar ruam susu pada bayi bisa diatasi dengan perawatan sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Langkah-langkah ini juga membantu mencegah ruam datang kembali, serta menjaga kulit bayi tetap sehat dan nyaman.
1. Bersihkan wajah bayi secara rutin
Setelah menyusu, segera bersihkan area sekitar mulut, dagu, dan pipi si Kecil dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, lalu keringkan dengan pelan. Ini bisa membantu mencegah penumpukan kelembapan, yang menjadi salah satu pemicu utama ruam susu pada bayi.
Langkah ini juga efektif sebagai cara menghilangkan bekas ASI di pipi bayi, terutama jika dilakukan secara rutin setiap habis menyusu.
2. Gunakan sabun mandi khusus bayi
Tahukah Bunda? Penelitian yang dilakukan Paller (2024) menunjukkan bahwa area pipi bayi termasuk bagian kulit yang paling lambat mengalami pematangan¹. Bahkan, struktur kulit bayi 20-30% lebih tipis dibanding orang dewasa. Wajar jika bekas susu yang menempel sedikit saja bisa memicu bintik merah, bercak putih, atau ruam di pipi si Kecil.
Karena itu, pilih sabun yang mengandung pelembap dan tidak mengandung pewangi atau alkohol. Sabun yang tepat bisa membantu menjaga keseimbangan alami kulit, terutama bagi bayi yang kulitnya sensitif. Ini juga mendukung cara menghilangkan bintik merah pada bayi karena ASI, terutama bila bintik muncul karena iritasi ringan setelah menyusu.
Bunda bisa coba Zwitsal Hair & Body Bath Milky Honey yang memiliki formula hypoallergenic yang memang diformulasikan untuk kulit si Kecil. Ada kandungan 6x Prebiotic Moisturizer dan ekstrak Madu di dalamnya. Kulit si Kecil pun terjaga kelembapan dan kelembutannya, serta senantiasa sehat.
3. Rutin gunakan pelembap yang sesuai
Rutin menggunakan pelembap juga bisa menjadi cara menghilangkan bercak putih di pipi bayi karena ASI, apalagi jika area tersebut terlihat mengering setelah menyusu. Pilih formula yang membantu mengobati ruam susu di pipi bayi tanpa menyebabkan reaksi tambahan, ya.
Pilih produk yang mengandung bahan-bahan alami dan aman untuk kulit anak, seperti Zwitsal Face & Body Care Cream. Krim ini juga mengandung 10x Prebiotic Moisturizer, Vitamin E, dan Chamomile yang mampu memberikan kelembapan hingga 24 jam agar kulit tidak semakin kering.
Formulanya lembut untuk kulit sensitif bahkan untuk newborn, serta sudah teruji secara dermatologis. Pemberian krim ini juga bisa menjadi bagian dari cara mengobati ruam susu pada wajah bayi, terutama jika ruam muncul di area sensitif seperti pipi atau dagu.
4. Jaga suhu dan kelembapan ruangan
Jika cuaca sedang panas atau lembap, pastikan si Kecil berada di ruangan yang sejuk dan sirkulasinya baik. Kulit yang terus-menerus berkeringat lebih mudah mengalami iritasi, dan hal ini bisa memicu ruam susu pada bayi atau memperparah kondisi kulit yang sudah sensitif.
5. Hindari paparan sinar matahari langsung
Paparan sinar matahari yang terlalu kuat bisa memperparah kondisi kulit yang sedang mengalami ruam. Sebisa mungkin, tempatkan si Kecil di area teduh saat beraktivitas di luar. Ini juga membantu menjaga kulit tetap tenang dan mendukung proses pemulihan ruam susu pada bayi yang baru mulai mereda.
6. Potong kuku bayi dan gunakan sarung tangan jika perlu
Bayi sering kali mengusap wajah saat merasa tidak nyaman. Memotong kuku secara rutin dan memakaikan sarung tangan bisa mencegah lecet akibat garukan, yang berisiko menyebabkan infeksi. Ini juga penting untuk menghindari iritasi lanjutan saat Bunda sedang menjalankan cara alami menghilangkan bekas ASI di pipi bayi atau cara menghilangkan bercak putih pada kulit bayi akibat ASI.
7. Amati kondisi kulitnya dari hari ke hari
Sebagian besar ruam susu pada bayi akan mereda dalam 1-2 hari. Tapi jika ruam menyebar, disertai demam, bengkak, atau luka terbuka, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter anak.
Kalau Bunda merasa bingung memilih cara mengobati ruam susu pada wajah bayi yang paling sesuai, atau ragu kapan perlu ke dokter, jangan khawatir. Sekarang Zwitsal menyediakan layanan Free Teleconsultation yang bisa diakses langsung dari WhatsApp. Praktis, cepat, dan bisa jadi bantuan pertama sebelum Bunda memutuskan untuk ke dokter.
8. Perhatikan pola makan saat menyusui
Beberapa makanan yang dikonsumsi Bunda bisa memicu reaksi pada kulit bayi. Jika Bunda curiga makanan tertentu seperti susu sapi, telur, atau kacang-kacangan menyebabkan ruam, sebaiknya diskusikan dengan dokter.
Menyesuaikan pola makan juga bisa membantu mengurangi risiko munculnya bintik merah pada bayi karena ASI, sekaligus mendukung proses mengobati ruam susu di pipi bayi secara alami dari dalam.
9. Hindari produk yang bisa memicu iritasi
Pilih produk perawatan bayi yang memang dirancang untuk kulit sensitif. Ini berlaku untuk sabun mandi, tisu basah, hingga deterjen pakaian.
Bunda bisa menggunakan Zwitsal Baby Wipes yang merupakan pilihan aman karena lembut di kulit dan tidak menyebabkan iritasi. Tisu basah khusus bayi ini sudah teruji hypoallergenic, punya pH seimbang, dan tidak mengandung alkohol. Perawatan seperti ini mendukung cara menghilangkan bekas ASI di pipi bayi tanpa membuat kulit makin sensitif terhadap gesekan atau zat tambahan.
10. Gunakan metode alami untuk bekas ruam
Untuk cara alami menghilangkan bekas ASI di pipi bayi, Bunda bisa coba kompres lembut dengan kain hangat dan bersih secara rutin. Metode ini juga bermanfaat sebagai cara menghilangkan bercak putih di pipi bayi karena ASI, terutama saat kulit mulai pulih dari ruam ringan.
Langkah sederhana ini mendukung proses pemulihan dan menjaga kulit tetap tenang. Sekaligus bisa menjadi cara menghilangkan bercak putih pada kulit bayi akibat ASI, terutama jika bercak muncul setelah sisa susu tidak langsung dibersihkan.
Merawat kulit bayi yang sensitif memang butuh ketelatenan, tapi bukan berarti harus rumit. Dengan memahami penyebabnya dan memberikan perawatan yang tepat, ruam susu pada bayi bisa diatasi secara perlahan dan dicegah agar tidak mudah muncul kembali. Ingat, di balik kulit bayi yang sehat dan lembut, ada perhatian Bunda yang hadir setiap harinya.
Referensi:
1. Amy S. Paller, Tiffany C. Scharschmidt, Sanja Kezic, dkk. 2024. Preclinical Atopic Dermatitis Skin in Infants: An Emerging Research Area. Diambil dari https://doi.org/10.1016/j.jid.2024.02.021