Lewati ke:
25 Juni 2025
Bruntusan, gatal, atau flek gelap mendadak muncul selama kehamilan? Tenang, Bunda tidak sendiri. Masalah kulit pada ibu hamil memang umum terjadi akibat perubahan hormon dan metabolisme tubuh. Mulai dari jerawat, kulit kering, hingga stretch mark, semuanya bisa muncul dan mengganggu kenyamanan. Jika Bunda sedang mengalami hal serupa dan ingin tahu cara mengatasinya dengan aman, yuk simak selengkapnya di artikel ini.
Saat hamil, tubuh Bunda mungkin akan mengalami banyak perubahan, termasuk kondisi kulit. Mulai dari warna kulit yang berubah, muncul ruam atau gatal, hingga pembuluh darah yang makin terlihat. Semua ini adalah bentuk masalah kulit pada ibu hamil yang wajar, meski kadang terasa mengganggu. Kenali macam-macamnya agar Bunda bisa lebih siap dan tahu cara mengatasinya.
Selama hamil, warna kulit Bunda bisa berubah menjadi lebih gelap akibat berlebihnya produksi melanin, alias zat dalam tubuh yang bertanggung jawab menentukan warna kulit. Perubahan kulit pada ibu hamil ini umum terjadi, terutama di area puting, ketiak, leher, wajah, dan paha bagian dalam.
Melasma atau chloasma merupakan bentuk spesifik dari hiperpigmentasi. Tandanya berupa bercak kecokelatan di wajah, terutama di dahi, pipi, dan atas bibir. Masalah kulit pada ibu hamil ini sering disebut sebagai "mask of pregnancy" karena kemunculannya yang menyerupai topeng.
PUPPP ditandai dengan bintik merah yang muncul di perut, lalu menyebar ke paha, bokong, dan lengan. Ukurannya pun bervariasi, mulai dari kecil sampai besar. Bintik ini bisa terasa gatal, bahkan panas. Kondisi ini sering memicu gatal bintik merah pada ibu hamil, terutama di trimester terakhir.
Ketika berat badan bertambah, kulit Bunda pun meregang. Ketika berat badan menurun, kulit tidak bisa kembali ke kondisi semula, sehingga mengakibatkan garis-garis berwarna agak putih pada kulit. Kadang, stretch marks ini juga disertai dengan rasa kaku atau kulit perut kering dan mengelupas saat hamil.
Masalah jerawat saat remaja biasanya disebabkan oleh perubahan hormon. Nah, ketika hamil, perubahan hormon pun terjadi lagi. Kondisi ini dapat menimbulkan jerawat atau bruntusan di badan saat hamil, terutama di punggung dan dada.
Bila hal ini terjadi, telapak tangan dan kaki menjadi gatal dan kemerahan. Masalah ini bisa terjadi sejak bulan kedua kehamilan dan merupakan bentuk perubahan kulit pada ibu hamil yang disebabkan peningkatan sirkulasi darah.
Perubahan hormon serta peningkatan volume darah menyebabkan pembuluh darah kecil yang berada dekat permukaan kulit menjadi lebih terlihat selama kehamilan. Pembuluh ini sering tampak seperti jaring laba-laba, terutama di wajah dan kaki.
Tak hanya anak-anak yang bisa mengalami biang keringat. Bunda yang sedang hamil juga bisa mengalami masalah ini. Meningkatnya suhu tubuh, produksi keringat yang berlebih, serta bertambahnya berat badan yang bertambahnya lipatan kulit, turut menjadi penyebab munculnya biang keringat pada ibu hamil.
Bunda mungkin mengenal masalah ini sebagai varises, yaitu keadaan ketika pembuluh darah di bagian kaki menjadi terlihat jelas. Selain mengganggu secara visual, varises bisa menimbulkan rasa berat atau tidak nyaman di kaki. Kondisi ini bisa memperparah biduran saat hamil tua jika disertai dengan tekanan pembuluh balik.
Pertumbuhan kulit kecil seperti daging tumbuh sering muncul di area leher, ketiak, atau bawah payudara. Meski tidak berbahaya, skin tags bisa mengganggu kenyamanan saat beraktivitas, apalagi di cuaca panas.
Kulit bisa terasa gatal dan muncul bentol mirip gigitan serangga, umumnya di lengan dan kaki. Prurigo termasuk penyebab gatal pada ibu hamil trimester 3 dan kadang bertahan bahkan hingga fase setelah melahirkan.
Garis vertikal berwarna gelap dari pusar ke bawah ini merupakan efek alami kehamilan akibat meningkatnya hormon. Walaupun menonjol secara visual, linea nigra biasanya akan memudar setelah melahirkan.
Kenapa perut ibu hamil gatal? Lagi-lagi, semua karena perubahan hormon. Masalah kulit seperti ruam kering, bersisik, dan terasa perih memang bisa muncul atau makin parah saat hamil. Ruam pada ibu hamil atau gatal-gatal pada ibu hamil ini lebih sering terjadi pada Bunda yang sebelumnya punya riwayat kulit sensitif.
Perubahan kulit pada ibu hamil adalah hal yang wajar. Banyak Bunda mengalami kulit lebih sensitif, mudah gatal, hingga muncul bintik merah atau bruntusan di badan saat hamil. Sebagian besar kondisi ini terjadi sebagai respons alami tubuh terhadap kehamilan.
Beberapa penyebab umumnya antara lain:
Perubahan hormon. Menurut studi yang dilakukan oleh Gupta (2024), lonjakan hormon seperti estrogen dan progesteron bisa memicu masalah kulit pada ibu hamil, seperti jerawat, melasma, hingga gatal di trimester pertama dan ketiga¹.
Peningkatan aliran darah. Volume darah meningkat, menyebabkan spider veins atau telapak tangan tampak kemerahan.
Kulit yang meregang. Saat perut membesar, kulit bisa terasa gatal, kering, bahkan mengelupas. Kadang muncul bentol atau bruntusan, terutama saat hamil tua.
Perubahan sistem imun. Penyesuaian imun tubuh bikin kulit lebih sensitif terhadap panas dan gesekan, memicu biang keringat atau ruam ringan.
Sebagian besar perubahan ini akan mereda setelah melahirkan. Namun, memahami penyebabnya bisa membantu Bunda memilih perawatan yang tepat selama hamil.
Setelah mengenali penyebab perubahan kulit pada ibu hamil, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara mengatasinya dengan aman. Perlu diingat, tidak semua produk perawatan kulit aman digunakan selama kehamilan. Jadi, fokus utama adalah pada perawatan yang lembut, alami, dan minim risiko.
Berikut beberapa langkah yang bisa membantu:
Kulit kering saat hamil adalah keluhan umum. Gunakan pelembap tanpa parfum yang mengandung bahan alami seperti aloe vera atau shea butter. Ini bisa membantu mengatasi kulit perut kering dan mengelupas saat hamil, serta meredakan gatal pada ibu hamil trimester 3.
Mandilah dengan air hangat (bukan panas, ya), gunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung alkohol atau pewangi kuat. Ini penting untuk mengurangi risiko ruam pada ibu hamil dan mencegah iritasi yang bisa memicu gatal-gatal pada ibu hamil.
Jika keluar rumah, gunakan tabir surya yang aman untuk bumil, terutama untuk membantu mencegah melasma atau chloasma. Pilih produk yang termasuk dalam physical sunscreen, Bun. Menurut studi yang dilakukan Putra (2022), umumnya jenis sunscreen ini mengandung Zinc oxide dan Titanium dioxide yang cenderung aman digunakan ibu hamil².
Biang keringat pada ibu hamil bisa dicegah dengan memakai pakaian berbahan katun yang tidak terlalu ketat. Hal ini juga membantu mencegah munculnya bintik merah pada ibu hamil akibat gesekan atau kelembapan.
Jika muncul biduran saat hamil tua atau rasa gatal yang intens, kompres dingin bisa memberikan kenyamanan sementara. Hindari menggaruk agar tidak memperparah kondisi.
Setelah merawat diri sendiri, tentu Bunda juga ingin yang terbaik untuk si Kecil. Bunda bisa mulai memilih produk yang aman dan lembut, seperti rangkaian perawatan Zwitsal Natural Essential Gift Set yang diformulasikan khusus untuk kulit bayi baru lahir. Mulai dari sabun, sampo, hingga lotion, semua dibuat untuk menjaga kelembapan kulit bayi dan melindunginya dari iritasi ringan.
Umumnya berbagai masalah kulit selama kehamilan terjadi akibat perubahan hormon. Namun, kalau kondisinya mulai membuat Bunda tak nyaman, jangan ragu konsultasi ke dokter. Hindari penggunaan obat atau skincare sembarangan, karena beberapa bahan aktif bisa berisiko bagi janin. Dengan penanganan yang tepat dan pilihan produk yang aman, Bunda tetap bisa tampil segar selama hamil, sambil menjaga si Kecil tetap aman di dalam kandungan.
Referensi:
1. Shreya N Gupta, Bhushan Madke, Samyak Ganjre. 2024. Cutaneous Changes During Pregnancy: A Comprehensive Review. Diambil dari https://doi.org/10.7759/cureus.69986
2. Imam Budi Putra, Nelva Karmila Jusuf, Nani Kumala Dewi. 2022. Skin Changes and Safety Profile of Topical Products During Pregnancy. Diambil dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35309882/