Lewati ke:
16 Juli 2025
Menjemur bayi bisa membawa banyak manfaat, mulai dari membantu tubuh si Kecil memproduksi vitamin D secara alami hingga mendukung pertumbuhan tulang dan daya tahan tubuh. Namun, agar manfaatnya benar-benar terasa dan kulit bayi tetap terlindungi, penting bagi Aybun untuk memahami cara menjemur bayi yang benar. Jam berapa waktu yang aman? Perlukah setiap hari? Haruskah tanpa pakaian? Yuk, lanjut baca agar rutinitas ini bisa dilakukan dengan lebih aman dan si Kecil pun tetap merasa nyaman.
Apa Saja Manfaat Menjemur Bayi?
Sinar matahari pagi bukan cuma menghangatkan, tapi juga berperan dalam merangsang produksi vitamin D alami tubuh si Kecil. Jenis sinar yang paling dibutuhkan tubuh untuk memproduksi vitamin D, yaitu UVB, paling baik diserap sebelum jam 9 pagi.
Sayangnya, defisiensi vitamin D masih sangat umum terjadi. Tinjauan sistematis oleh Oktaria dkk. (2022) menemukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir di Asia Tenggara mengalami kekurangan vitamin D¹. Studi lain oleh Stoica & Mărginean (2023) bahkan menyebutkan bahwa kondisi ini bisa meningkatkan risiko kejang, gangguan tumbuh kembang, kelemahan otot, hingga infeksi saluran pernapasan pada bayi².
Dengan kadar vitamin D yang cukup, tubuh bayi bisa menyerap kalsium lebih baik dan mendukung tumbuh kembangnya secara keseluruhan. Beberapa manfaat vitamin D untuk si Kecil di antaranya:
Mendukung pertumbuhan tulang dan gigi
Membantu penyerapan kalsium
Mencegah penyakit kuning pada bayi baru lahir
Menguatkan sistem imun
Artinya, rutinitas sederhana seperti menjemur bayi sebenarnya berdampak besar untuk kesehatan jangka panjangnya.
Selain mendukung fisik, menjemur bayi di pagi hari juga membantu si Kecil mengenali perbedaan siang dan malam. Satu hal yang penting untuk membentuk pola tidur yang lebih teratur.
Kalau dilakukan dengan cara yang tepat, kegiatan menjemur ini bisa jadi momen bonding yang tenang, penuh sentuhan hangat antara Aybun dan si Kecil setiap pagi.
Bagaimana Cara Menjemur Bayi yang Benar?
Berikut ini adalah panduan cara menjemur bayi yang benar yang bisa Aybun terapkan di rumah. Tiap poin dirancang untuk membantu bayi mendapatkan manfaat maksimal dari cahaya matahari, tanpa risiko iritasi atau overheat.
1. Waktu terbaik adalah pagi sebelum jam 9
Matahari pagi di antara jam 7 hingga jam 9 adalah waktu yang paling disarankan untuk menjemur bayi. Lebih lanjut lagi, menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), waktu terbaik untuk menjemur bayi adalah sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 4 sore.
Di rentang jam pagi ini, sinarnya masih lembut, tidak terlalu terik, dan mengandung UVB yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk vitamin D. Sebaliknya, menjemur setelah jam 9 bisa terlalu panas dan berisiko membuat kulit bayi terbakar atau dehidrasi.
2. Gunakan pakaian tipis dan nyaman
Bayi tidak perlu dijemur dalam keadaan telanjang bulat, ya. Hal ini bisa membuat si Kecil cepat kehilangan suhu tubuh, terutama jika angin bertiup. Cukup kenakan pakaian tipis berbahan katun atau biarkan hanya memakai popok kain. Pakaian yang terlalu tebal justru akan menghalangi sinar masuk ke kulit.
Pilihlah pakaian yang membuat bayi tetap hangat tapi tidak gerah. Kalau Aybun merasa udaranya agak sejuk, bisa tambahkan selimut tipis saat awal menjemur, lalu dilepas perlahan.
3. Jangan lupa lindungi kepala dan mata bayi
Bagian kepala bayi, terutama ubun-ubunnya, masih sangat sensitif. Saat menjemur, gunakan topi lembut atau kain tipis untuk menutupi kepala. Jangan biarkan cahaya matahari langsung menyinari wajah atau matanya, karena bisa membuat bayi tidak nyaman bahkan merasa silau.
4. Durasi jangan terlalu lama, mulai dari 5 menit saja
Mulailah dengan waktu singkat, sekitar 5 menit saja, lalu lihat respons tubuh si Kecil. Jika tidak ada tanda-tanda kemerahan atau rewel, durasinya bisa ditambah secara bertahap menjadi 10 hingga maksimal 15 menit per hari.
Menjemur terlalu lama justru bisa membuat kulit bayi kering atau bahkan iritasi ringan. Jika kulit bayi mulai tampak merah muda terang atau terasa hangat berlebih saat disentuh, itu tanda cukup untuk hari itu. Tidak perlu dipaksakan.
Tips Zwitsal: Setiap bayi punya toleransi panas yang berbeda, jadi Aybun tidak perlu menyamakan waktu jemur si Kecil dengan pengalaman orang lain. Yang penting adalah kenyamanan dan keamanan si Kecil.
5. Ganti posisi secara berkala
Sinar matahari sebaiknya menyentuh bagian tubuh bayi secara merata. Karena itu, jangan biarkan si Kecil berjemur dalam satu posisi terlalu lama. Misalnya, awalnya Aybun membiarkannya telentang selama 5 menit, lalu tengkurapkan selama 5 menit berikutnya dengan pengawasan penuh.
Posisi yang bervariasi membantu mencegah overheating di satu titik tubuh dan membuat penyerapan sinar jadi lebih optimal.
6. Hindari paparan langsung yang terlalu kuat
Sebaiknya bayi tidak terpapar langsung di bawah sinar matahari yang terlalu terik, terutama jika tidak ada angin atau sirkulasi udara. Tempatkan bayi di lokasi dengan pencahayaan alami tapi tetap memiliki sedikit pelindung, seperti dekat jendela terbuka atau di halaman dengan atap tembus cahaya.
Tips Zwitsal: Kalau tinggal di apartemen, Aybun tetap bisa menjemur si Kecil, kok. Caranya? Posisikan bayi di dekat jendela yang terbuka atau di balkon, agar sinar matahari bisa langsung menyentuh kulitnya.
Meskipun kaca jendela tampak transparan, sinar UVB yang dibutuhkan untuk produksi vitamin D tidak bisa menembus kaca³. Jadi, menjemur bayi di balik jendela tertutup mungkin terasa hangat, tapi tetap tidak memberi manfaat vitamin D bagi tubuh si Kecil.
7. Perhatikan reaksi tubuh bayi
Bayi belum bisa bicara, tapi tubuhnya tentu memberi sinyal. Kalau mulai tampak tidak nyaman, berkeringat banyak, menangis, atau tampak menghindari cahaya, itu bisa jadi tanda bahwa waktu jemur sudah cukup atau bahkan terlalu lama.
Cara menjemur bayi yang benar bukan soal lama waktunya, tapi seberapa cocok durasi dan kondisi lingkungan dengan tubuh si Kecil. Karena itu, perhatikan si Kecil dengan seksama selama proses menjemur, ya.
8. Berikan ASI atau susu setelahnya
Sinar matahari bisa membuat tubuh bayi mengeluarkan lebih banyak cairan. Setelah dijemur, berikan ASI atau susu formula untuk membantu mengganti cairan tubuhnya. Ini juga membantu bayi merasa tenang dan kembali nyaman.
9. Bersihkan kulit dan berikan pelembap
Setelah dijemur, bayi sebaiknya langsung dimandikan atau dilap lembut menggunakan air hangat. Hal ini penting untuk membersihkan sisa keringat, debu, atau kotoran yang menempel selama proses berjemur.
Aybun bisa memandikan si Kecil dengan Zwitsal Hair & Body Bath Aloe Vera. Formulanya lembut, sudah teruji hypoallergenic, dan tak mengandung paraben atau SLS/SLES. Sabun bayi ini diperkaya dengan Ekstrak Aloe Vera, Pro Vitamin B5, serta 4x Prebiotic Moisturizer, sehingga kulit si Kecil yang mudah kering tetap terjaga kelembapannya.
Setelah itu, oleskan pelembap bayi yang lembut dan bebas alkohol untuk menjaga kelembapan kulitnya. Krim seperti Zwitsal Baby Face & Body Care Cream bisa membantu melembapkan kulit yang kering dan memberikan efek menenangkan setelah terpapar sinar pagi.
Dengan perawatan setelah jemur seperti ini, kulit bayi akan tetap terjaga kelembapannya, tidak mudah iritasi, dan tetap lembut.
10. Sesuaikan dengan kondisi kesehatan bayi
Tidak semua bayi harus dijemur setiap hari. Jika bayi sedang demam, flu, memiliki ruam kulit, atau dalam masa pemulihan dari sakit tertentu, sebaiknya penjemuran ditunda dulu.
Untuk Aybun yang masih ragu, apalagi jika si Kecil lahir prematur atau punya kondisi kulit khusus, lebih aman jika berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter anak. Zwitsal juga menyediakan layanan Free Teleconsultation via WhatsApp yang bisa Aybun manfaatkan. Tim ahli Zwitsal siap membantu Aybun menjawab pertanyaan seputar kondisi kulit si Kecil.
Menjemur bayi bukan sekadar rutinitas kesehatan, tapi juga momen hangat yang bisa mempererat koneksi Aybun dan si Kecil. Yuk, ikuti cara menjemur bayi yang benar dan biarkan sinar pagi jadi bagian dari tumbuh kembangnya!
Referensi:
1. Vicka Oktaria, Dwi Astuti Dharma Putri, Zulfikar Ihyauddin, dkk. 2022. Vitamin D deficiency in South-East Asian children: a systematic review. Diambil dari http://dx.doi.org/10.1136/archdischild-2021-323765
2. Andreea Bianca Stoica, Claudiu Mărginean. 2023. The Impact of Vitamin D Deficiency on Infants' Health. Diambil dari https://doi.org/10.3390/nu15204379
3. Ida Duarte, Anita Rotter, Andrey Malvestiti, dkk. 2009. The role of glass as a barrier against the transmission of ultraviolet radiation: An experimental study. Diambil dari http://dx.doi.org/10.1111/j.1600-0781.2009.00434.x